Gurih lemak sapi di setusuk sate kambing

Sabtu, 14 November 2015 | 11:25 WIB   Reporter: Merlinda Riska
Gurih lemak sapi di setusuk sate kambing


Tanjung Priok tentu tak asing di telinga warga Ibukota. Bahkan, banyak masyarakat di negeri ini paham bahwa nama itu merujuk ke pelabuhan yang terletak di ujung utara Jakarta. Nah, di balik ketenarannya sebagai daerah pelabuhan, Tanjung Priok juga menyimpan berbagai sajian kuliner yang patut dicoba. Sentra kuliner itu tepatnya berada di Jalan Bugis.

Di sepanjang jalan yang membelah kelurahan Kebon Bawang dan Kelurahan Sungai Bambu ini berjejer berbagai kedai makanan. Bahkan, Jalan Bugis sudah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata kuliner di Jakarta Utara.

Bagi yang tak akrab dengan Tanjung Priok, menemukan Jalan Bugis cukup mudah. Susuri saja Jalan Yos Sudarso ke arah Tanjung Priok. Setelah mele-wati gedung Walikota Jakarta Utara, bersiaplah membelok ke kiri. Nah, Anda sudah menemukan Jalan Bugis yang juga berseberangan dengan Polres Jakarta Utara.

Di lokasi itu, satu kedai yang selalu ramai dikunjungi penikmat kuliner adalah Warung Sate Cirebon. Kedai ini, sesuai dengan namanya, menawarkan sate kambing sebagai sajian utamanya. Sop kambing juga tersaji di kedai sini.

Warung Sate Cirebon terletak di sisi kiri Jalan Bugis. Menemukannya tak sulit. Cari saja kedai yang memiliki tembok bak anyaman bambu. Di dalam kedai, tampak dua baris meja makan. Masing-masing baris memiliki empat meja makan dengan kursi panjang berjejer.

Sang pemilik kedai, Sumandari, 56 tahun, biasanya menyambut setiap pengunjung yang datang, sekaligus mencatat pesanan. Jika Anda baru pertama kali datang, tak ada salahnya menjajal dua menu utama di sini sekaligus, yaitu sate dan sop kambing.

Hanya butuh waktu sekitar lima menit bagi Sumandari dan para asistennya untuk menyajikan hidangan yang dipesan. Sate kambing yang menjadi menu andalan tersaji dalam satuan porsi. Setiap porsi terdiri dari 10 tusuk yang tersaji di atas piring kecil. Di setiap tusuk, ada sekitar empat–lima potongan daging yang sudah berlumur sambal kacang. Aroma sate kambang bakar ala Sumandari ini begitu menggugah selera.

Saat dimakan, rasa manis dan gurih langsung menyergap lidah. Tak ada sedikitpun aroma  perengus yang tersisa di mulut. Hanya kenikmatan daging yang lembut dan sedikit alot yang terasa di lidah. Jika ingin rasa pedas, jangan ragu comot cabai di acar timun ataupun sambal yang tersaji di meja.

Rasa gurih bak mentega juga akan terasa. Rupanya, rasa tersebut berasal dari irisan lemak sapi. “Dulu, kami pakai lemak kambing, tapi sejak 10 tahun terakhir lemak kambing sulit didapat. Jadi, kami pakai lemak sapi,” tutur Sumandari.

Ia bertutur, di setiap tusuk sate diselipkan satu iris lemak sapi. Saat dibakar, lemak sapi pun lumer dan menyatu dengan irisan daging kambing. Inilah yang menyebabkan sate kambing di sini begitu gurih.

Mengenai bumbu sate berupa sambal kacang sebetulnya tak ada yang istimewa. Rasanya hampir sama seperti bumbu sate yang lain. Rasa kacangnya begitu kuat dan kental. Namun tetap terasa nikmat dimakan bersama dengan satenya.

Sumandari berujar, bumbu sambal kacangnya ini memang tak berbeda dari sambal kacang yang sudah ada. Hanya kacang goreng diberi garam secukupnya lalu diulek atau diblender.


Bumbu sederhana
Usai menyantap sate, kini saatnya beralih ke sop racikan Sumandari. Di kuah yang bening, kita dapat melihat ada sekitar lima–enam potong tulangan dan daging kambing tersaji di satu porsi. Irisan wortel dan daun bawang melengkapi sop. Saat masih hangat, aroma sop terasa nikmat. Begitu kuah diseruput, dahaga akibat panas yang terik langsung hilang. Rasanya sungguh segar membuat mata langsung melek.

Kuah bening sop ini memiliki rasa yang agak pedas dan gurih. Sementara itu, dagingnya cukup empuk dan bebas dari aroma langu. Akan terasa lebih nikmat jika memakan sopnya dipadu dengan nasi putih hangat.

Di balik cita rasa sop yang nikmat ini, ternyata bumbu-bumbu yang dipakai Sumandari cukup mudah didapatkan: garam, gula merah, lada, tomat dan bawang putih goreng yang ditaburkan saat memasak sop kambing ini. Sumandari membeberkan rahasia mengolah sop kambingnya agar tidak berbau langu.

Saat memasak, daging kambing tak dimasukkan bersama-sama dengan air mentah yang dididihkan. Sumandari baru memasukkan daging kambing saat air telah mendidih. Tak heran, daging kambing pun lebih cepat masak begitu dicemplungkan. Setelah daging mendidih, Sumandari menaburi berbagai bumbu. “Karena daging masuk belakangan, bau kambingnya tidak terasa. Jadi, tidak perlu pakai segala rempah-rempah,” tutur dia.

Kenikmatan dua menu utama Sate Cirebon mampu memikat banyak pekerja di kawasan Tanjung Priok. Jangan kaget jika di setiap jam makan siang, kedai ini penuh dengan para karyawan perusahaan yang ada di kawasan Priok.

Putri, pegawai di Pelindo Tanjung Priok, termasuk yang rajin menyambangi Sate Cirebon di saat makan siang. “Kadang-kadang suka dibungkus, karena di sini kalau siang ramai,” ujar dia. Maklumlah, kapasitas Sate Cirebon hanya berkisar 25–30 orang.

Untuk menikmati aneka olahan kambing di Warung Sate Cirebon, Anda tak perlu takut harus merogoh kantong terlalu dalam.  Satu porsi sate kambing harganya Rp 30.000, sedang seporsi sop dibanderol Rp 20.000. Jika ingin makan di sini, bisa memesan sepiring nasi seharga Rp 5.000.  Untuk minuman, bisa memilih es teh manis seharga Rp 5.000 per gelas, atau es jeruk yang bisa ditebus Rp 10.000 per gelas. Jika ingin yang gratis, silahkan pesan teh tawar.

Bagi yang berminat berkunjungi, harap dicatat, Sabtu–Minggu kedai ini tutup. Selama Senin–Jumat, Sate Cirebon buka dari pukul 9 pagi sampai jam 3 siang. “Kami tidak punya cabang. Kalau ada yang namanya sama, bisa jadi karena yang punya sama-sama orang Cirebon,” ujar dia. Tertarik?        


Warung Sate Cirebon
Jalan Bugis No.105, Tanjung Priok, Jakarta Utara
Koordinat GPS: -6.1174065,106.8886077,18z

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi

Terbaru