Habis Dipenyet-penyet Langsung Kita sikat

Minggu, 09 Agustus 2009 | 00:01 WIB   Reporter: Adi Wikanto

0906m4_40_dan_bukris2DI SURABAYA, ada satu restoran yang terkenal dengan sajian serba-penyet. Namanya Warung Bu Kris. Kini, restoran ini sudah buka di Jakarta, tepatnya di daerah Pluit dan Fatmawati. Rasa masakannya benar-benar semantap reputasinya.Selain Kota Pahlawan, Surabaya terkenal sebagai gudangnya makanan-makanan enak. Banyak sajian khas Ibukota Jawa Timur itu yang benar-benar membuat ngiler. Sebut saja rujak cingur, rawon, bebek, hingga makanan serba-penyet seperti ayam penyet atau iga penyet. Para penyuka makanan olah-an penyet biasanya tak pernah absen mampir di Warung Bu Kris saat sedang bertandang ke Surabaya. Di sana, kedai ini selalu penuh karena banyak orang ketagihan akan pedasnya hidangan penyet ala Bu Kris. Kini, para warga Jakarta juga bisa menikmati sensasi olahan penyet nan legit ini. Soalnya, mulai pertengahan Mei lalu, Warung Bu Kris sudah ekspansi ke Jakarta. Tepatnya di bilangan Fatmawati, Jakarta Selatan, dan Pluit, Jakarta Utara. Warung Bu Kris di Fatmawati ini letaknya sejajar dengan pusat perbelanjaan ITC Fatmawati. Dari arah Blok M, warung makanan ini berjarak sekitar 300 meter dari ITC. Tak perlu takut kelewat, karena kedai yang mengambil tempat di ruko ini dilengkapi oleh baliho besar berwarna merah mencolok di bagian depan ruko. Lebih baik datang ke kedai ini dalam keadaan perut benar-benar lapar. Karena, beragam menu yang ada di Warung Bu Kris sayang untuk dilewatkan. Lihatlah ada ayam goreng penyet, iga penyet, dan bakwan, juga bakso penyet. Seperti apa, ya, bentuknya? Mari kita coba menu ayam penyet. Tidak jauh beda dengan sajian menu penyet di kedai-kedai lain, ayam penyet Bu Kris juga dihidangkan di atas piring tembikar yang dilengkapi sambal dan lalapan. Bila kita amati, permukaan daging ayam tersebut terlihat kering. Tapi, begitu kita gigit, bagian dalamnya ternyata begitu empuk. Padahal, warung ini tidak menggunakan daging ayam pedaging. “Daging ayamnya menggunakan ayam kalas-an,” kata Roesmiharti, salah satu pemilik Warung Bu Kris. Selain empuk, rasa gurih plus semburat rasa manis yang pas juga langsung terasa di mulut. Rasa legit ini akan semakin bertambah klop begitu ayam dicampur dengan cocolan sambal terasi ekstrapedas. Hem... rasanya nikmat banget! Warung Bu Kris memang tak main-main dalam mengolah sambal, agar rasanya bisa pas dengan hidangan penyet. Sambal yang disajikan merupakan hasil ulekan kasar 20 biji cabe rawit merah, tomat, garam, dan terasi. Rasanya langsung menohok keras saraf lidah hingga ujung kepala. Pedas luar biasa! Meski begitu, rugi bila Anda tidak mencicipi sambal khas Bu Kris ini. Karena, justru di sinilah letak kenikmatannya. Rasa pedas justru membuat kita bisa lebih seru menikmati hidangan, hingga cocolan terakhir. Makanan pendamping juga nikmat Puas dengan ayam goreng penyet, menu bakwan penyet sudah menanti. Ada lima butir bakwan goreng yang disajikan di piring tembikar. Berwarna cokelat kehitaman, setiap bakwan dibelah empat bagian. 0906m4_40_dan_bukris1Dagingnya empuk, rasanya gurih. Rasa daging sapinya begitu kentara. “Ini karena komposisinya hanya berasal dari gilingan daging sapi, tanpa ada tepung,” kata Roesmiharti. Menu yang tak kalah nikmat dan perlu dicoba adalah iga goreng penyet. Ada empat potong iga goreng, sambal terasi, dan lalapan yang tersaji dalam piring tembikar. Rasanya gurih plus dagingnya juga empuk, sehingga Anda tidak akan kesulitan melepaskan daging-daging sapi dari tulangnya. Saat menikmati hidangan, jangan lupa mencoba makanan pendamping berupa tahu, tempe, serta ulet-ulet dengan campuran teri medan. Ini mirip dengan urap, tapi menggunakan bumbu sambal terasi. Komposisinya antara lain tahu, kacang panjang, toge, kol, kacang kedelai, dan jagung yang diulek jadi satu dengan sambal terasi. Rasanya jagoan! Setelah selesai menikmati semua hidangan, sebagai penutup silakan menikmati minuman es rumput laut. Sejatinya, ini hanya campuran rumput laut dengan sirop. Tapi, setelah makan goreng-gorengan yang dipenyet, rasanya segar menikmati minuman ini. Semua hidangan yang tersaji di Warung Bu Kris cukup sepadan dengan harganya. Sajian ayam goreng penyet dibanderol Rp 13.000 per porsi. Sedangkan bakwan goreng penyet dan iga goreng penyet masing-masing dihargai Rp 13.000 dan Rp 22.500 per porsi. Menu penyet komplet yang berisi satu ayam goreng, satu potong empal, dua butir bakwan goreng, plus tahu tempe, harganya Rp 31.000. Adapun harga minuman sekitar Rp 6.000-Rp 8.000. Hidangan Warung Bu Kris enak dinikmati sendirian ataupun ramai-ramai. Apalagi, selain hidangannya mantap dan ramah di kantong, pelayanannya juga cepat, meski dalam kondisi ramai. “Tak kurang dari 15 menit, biasanya pengunjung sudah bisa menikmati hidangan,” ujar Roesmiharti.

WARUNG Bu Kris ternyata merupakan bisnis keluarga turun-temurun. Hebatnya, meski bermula di Surabaya, para keturunannya berani membuka cabang di luar Surabaya. Contohnya, Roesmiharti, anak kedua Bu Kris, yang membuka cabang di Jakarta. Kisah bermula pada tahun 1993, saat Dwi Kristianti mendirikan Warung Bu Kris sesuai panggilan akrabnya. Ternyata, warung itu terus berkembang. Melalui kelima anak-anaknya, Warung Bu Kris terus berekspansi mulai tahun 2001. “Tapi saat itu masih di wilayah Surabaya saja,” kata Roesmiharti. Anak pertama mendirikan cabang di Tenggilis, Surabaya. Kemudian, anak kedua membuka cabang di Kayun, anak ketiga di Manyar, anak keempat di Vila Bukit Mas, dan anak kelima di Pengampon. Semuanya mengambil lokasi di Surabaya. Tak hanya itu, cucu Bu Kris pun ikut tergiur mengembangkan bisnis kuliner ini. Bahkan, cucu-cucunya malah berani dengan ekspansi ke luar Surabaya. Antara lain di Sidoarjo, Malang, dan Pandaan, Jawa Timur. Termasuk yang terbaru di Jakarta, yakni Pluit dan Fatmawati yang mulai 17 Mei 2009. Total jenderal, cabang Warung Bu Kris kini ada 10 gerai. Ke depan, mereka berniat menambah cabang lagi di Kelapa Gading, BSD, dan sekitar Jakarta Barat. “Targetnya tahun depan,” ujar Roesmiharti. Menurut dia, prospek membuka cabang di Jakarta sangat cerah. Karena, pengunjung kedai ini selalu berjubel. Minimal pengunjung datang mencapai 100 orang pada hari biasa. Saat akhir pekan, jumlahnya bisa meningkat dua kali lipat. “Rata-rata pengunjung menghabiskan Rp 25.000,” imbuhnya. Artinya, omzet minimal gerai per hari antara Rp 2,5 juta sampai Rp 5 juta.
Warung Bu Kris Jalan Rumah Sakit Fatmawati No.37D Jakarta Tlp.(021) 75900802

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test

Terbaru