Harga sepeda Kreuz made in Bandung lebih terjangkau, mirip Brompton

Selasa, 07 Juli 2020 | 04:56 WIB Sumber: Kompas.com
Harga sepeda Kreuz made in Bandung lebih terjangkau, mirip Brompton

ILUSTRASI. Karyawan memasang rangka (frameset) sepeda lipat Kreuz di Bandung, Jawa Barat, Senin (29/6/2020). Sepeda lipat Kreuz dengan model yang terinspirasi merk sepeda Brompton ini merupakan karya dari sejumlah pemuda Bandung. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/pras.


HARGA SEPEDA - JAKARTA. Harga sepeda Kreuz buatan Bandung yang jauh lebih murah daripada harga sepeda Brompton, mengundang penasaran orang. 

Banyak penggemar sepeda mengidamkan sepeda Brompton, namun harganya yang seolah setinggi langit bagi kantong kebanyakan orang membuat mundur teratur. Nah, kabar tentang harga sepeda Kreuz yang terjangkau, meski mirip Brimpton, seolah menjadi angin sejuk di tengah musim kemarau.

Seperti Brompton, sepeda Kreuz merupakan hasil buatan tangan, bukan mesin pabrik. Yudi Yudiantara (50) dan Jujun Junaedi (37) dari Bandung yang membuat dan memegang merek sepeda Kreuz.

Baca Juga: Sepeda Asahi bergaya retro nan handal, ingin tahu harganya? Cek di sini

Pada awalnya dua rekanan ini memutuskan membuat sendiri sepeda Brompton untuk display, mereka membongkar Brompton seri terbaru milik temannya.

Harga satu set frame sepeda Kreuz dibanderol Rp 3,5 juta. Bila pembeli ingin full bike, harga sepeda Kruez bisa mencapai Rp 8 juta-an. Namun Yudi tidak menyarankan orang membeli full bike. Bagi dia, mendandani sepeda sendiri akan memberikan kebanggaan bagi si pemilik.

Untuk mendapatkan sepeda dengan harga relatif miring tersebut, calon konsumen tinggal menghubungi pembuat sepeda Kreuz melalui WhatsApp, kemudian membayar uang muka 50 persen.

Tapi konsumen harus bersabar sebelum bisa mulai mengendarai sepeda lipat Kreuz. Mungkin lantaran tampang mirip Brompton namun harga sepeda Kruez jauh lebih murah, daftar tunggu pembeli sampai Februari 2021.

“Kami menargetkan produksi setiap bulan mencapai 10-15 unit. Sedangkan jumlah pemesanan mencapai 100 frame. Indennya sampai Februari 2021,” ungkap dia, seperti dikutip Kompas.com. Peminat Kreuz datang dari berbagai daerah di Indonesia serta beberapa negara seperti Malaysia dan Sigapura.

Saat ini Yudi mengaku ingin fokus memenuhi permintaan sepeda Kreuz dalam negeri sehingga menolak pesanan luar negeri. Begitu pun dengan pesanan dari toko sepeda. Banyak orderan terpaksa dia tolak karena tidak ada barang. Jangankan untuk stok, pemenuhan pesanan pun harus inden. 

Baca Juga: Sepeda Rocky Mountain edisi 2020 sudah beredar, berapa harganya?

Meski harga sepeda Kreuz jauh lebih murah daripada harga sepeda Brompton, Yudi yakin tak mungkin Kreuz mengalahkan perusahaan sekuat Brompton. Selama ini, ia mengambil kelebihan dari Brompton, dan mengaplikasikannya di Kreuz. Pasar yang dibidik pun berbeda.

Orang yang memiliki uang, tentu akan tetap mengincar Brompton. Tapi orang yang tidak memiliki banyak uang akan memilih Kreuz yang diklaim pembuatnya berkualitas seperti Brompton, karena harga lebih terjangkau.

Kreuz berasal dari bahasa Jerman yang berarti melintas. Bagi para pembuatnya, kata ini berarti melintasi zona nyaman. Yudi yang lama bergerak di bidang kain lukis melintasi zona nyamannya dengan membuat produk bernama Kreuz.

Pemilik Kreuz lainnya, Jujun menambahkan, dalam bahasa Sunda, Kreuz diambil dari kata kareueus yang berarti kebanggaan. Kreuz juga singkatan dari Kreasi Orang Sunda.

Baca Juga: Sepeda lipat London Taxi bergaya klasik dan tangguh di jalanan, cek harganya di sini

Ia berharap sepeda Kreuz makin diapresiasi masyarakat Indonesia dan dunia. Ke depan, keduanya sudah menyiapkan beberapa strategi bisnis dan produk baru. "Intinya, tahun depan saatnya sepeda Kreuz berlari. Semoga, tak ada lagi persoalan teknis yang mengganjal," tandas dia.

(Kontributor Bandung, Reni Susanti)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kreuz, Sepeda Brompton "Made in Bandung" yang Laris Manis".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana
Terbaru