Ini penyebab mobil bekas di bawah Rp 100 jutaan banyak diburu

Minggu, 09 Agustus 2020 | 06:09 WIB Sumber: Kompas.com
Ini penyebab mobil bekas di bawah Rp 100 jutaan banyak diburu

ILUSTRASI. Penjualan mobil melalui perusahaan pembiayaan di Tangerang Selatan, Minggu (1/12). Otoritas Jasa keuangan (OJK) mengatakan hingga penghujung 2019, pertumbuhan multifinance masih jauh dari target 7%. Hingga September 2019, pertumbuhan piutang hanya mencapa


OTOMOTIF -  JAKARTA. Diterapkannya kembali aturan ganjil genap di wilayah DKI Jakarta di tengah pandemi Covid-19, berimbas pada pasar mobil bekas.

Adanya pembatasan kendaraan roda empat di sejumlah ruas jalan itu membuat penjualan mobil seken mengalami peningkatan.

Banyak masyarakat yang akhirnya membeli mobil bekas untuk menghindari menggunakan transportasi umum lantaran khawatir tertular virus Corona. Kondisi inilah yang disinyalir mendorong masyarakat akhirnya memilih membeli mobil bekas dengan harga terjangkau.

Baca Juga: Jangan terlewat! Suzuki punya deretan promo di bulan Agustus ini

Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh Senior Manager Marketing Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih kepada Kompas.com belum lama ini.

Herjanto juga mengatakan, keberadaan mobil bekas di bawah Rp 100 juta banyak diminati oleh konsumen.

Terlebih, jika mobil seken tersebut bisa didapatkan dengan cara kredit maka akan semakin menarik pembeli. “Dengan adanya penerapan ganjil genap mobil yang harganya Rp 100 juta ke bawah berkibar, semua mencari yang murah tidak peduli jenisnya, terus bisa kredit,” ujarnya.

Baca Juga: Harga mobil bekas Rp 60 jutaan, ini pilihannya, ada Avanza, APV, Vios, Honda City dll

Herjanto juga mengatakan, kondisi seperti ini memang membuat pedagang mobil bekas bisa menjual unitnya lebih banyak.

Tetapi dalam kondisi seperti sekarang ini menurut Herjanto sebaiknya aturan ganjil genap tidak perlu diterapkan terlebih dahulu. Mengingat, akan banyak masyarakat yang nekat membeli mobil hanya gara-gara mengikuti aturan tersebut.

Editor: Noverius Laoli
Terbaru