Inovasi Penanganan DBD, Dari Aplikasi Seluler Hingga Buku Interaktif Edukasi

Kamis, 11 Juli 2024 | 09:35 WIB   Reporter: Ahmad Febrian
Inovasi Penanganan DBD, Dari Aplikasi Seluler Hingga Buku Interaktif Edukasi

ILUSTRASI. Ilustrasi nyamuk demam berdarah.


KESEHATAN - JAKARTA.  Demam berdarah dengue (DBD) menjadi perhatian banyak pihak. Perlu terobosan baru dalam edukasi penanganan DBD bagi generasi muda. Maka, Prestasi Junior Indonesia (PJI) dan Asia Dengue Voice and Action Group (ADVA), dengan dukungan PT Takeda Innovative Medicines  dan Kementerian Kesehatan menggelar Dengue Slayers Challenge.

Program ini  meningkatkan pemahaman 123 siswa SMA/SMK dari 17 kota/kabupaten di Indonesia mengenai DBD. Serta memberdayakan mereka untuk mengembangkan 41 solusi inovatif pencegahan dan pengendalian DBD di komunitas mereka.

Para siswa menggagas beragam ide. Seperti aplikasi seluler yang dapat memberi notifikasi area penularan DBD, program edukasi berbasis proyek yang berkolaborasi dengan pemerintah, serta buku interaktif edukasi DBD untuk anak-anak.

Agus Handito, Tim Kerja Arbovirosis Kementerian Kesehatan mengatakan, kerjasama dan aksi individu sangat dibutuhkan untuk mengurangi kasus infeksi dengue hingga mencapai target nol kematian akibat dengue di tahun 2030. 

Baca Juga: Kemenkes Sebut Ada Potensi Peningkatan Kasus DBD Saat Kemarau

Robert Gardiner, Academic Advisor and Operations Counsel Prestasi Junior Indonesia menjelaskan, melalui program ini, para siswa memperoleh pengalaman pertama mengeksplorasi DBD secara komprehensif. "Selama proses pembelajaran dan pengembangan ide, mereka juga mengasah keterampilan abad ke-21 yang sangat dibutuhkan. Seperti berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas," jelasnya, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (10/7). 

Kasus DBD menjadi isu kesehatan masyarakat Indonesia. Hingga pekan ke-22 tahun 2024, Kementerian Kesehatan mencatat 119.709 kasus demam berdarah dengan 777 kematian di 34 provinsi di Indonesia. Angka ini melonjak drastis hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines mengatakan, Takeda berusaha memerangi DBD sebagai mitra jangka panjang melalui pencegahan inovatif kami dan lebih dari itu. "Kami bekerja sama dengan pemerintah, asosiasi medis, perusahaan, sekolah, dan masyarakat untuk memperkuat pencegahan DBD yang komprehensif dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi keluarga dan masyarakat di negeri ini," ujar Andreas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian

Terbaru