Jatuh bangun Karmaka Surjaudaja merintis Bank NISP

Senin, 17 Februari 2020 | 21:41 WIB   Reporter: Hendrika Yunapritta, Pratama Guitarra
Jatuh bangun Karmaka Surjaudaja merintis Bank NISP


Ah, dasar Karmaka, begitu sembuh tekadnya untuk membenahi NISP tumbuh kembali. Langkah pertama yang dia ayunkan adalah memborong saham Bank NISP yang ia jual ke mitra usahanya.

Baca Juga: OJK beri izin usaha pada modal ventura milik OCBC NISP

Selanjutnya, cabang Bank NISP yang berjumlah 56 di seluruh Indonesia Karmaka pangkas menjadi dua: di Jakarta dan Bandung saja. Karyawan pun dia babat dari 3.000 hingga hanya 150 orang.

Bintang Bank NISP mulai bersinar pada 1968. Ketika itu, enam bank besar di Bandung ditutup karena salah kelola. Mudah ditebak, nasabah dari enam bank yang ditutup itu lari ke Bank NISP, yang dianggap lebih sehat.

Keruan saja, Bank NISP menjadi sangat likuid. "Ini mukjizat buat kami," kata Karmaka. Sejak itu, Bank NISP bangkit kembali.

Baca Juga: Laba OCBC NISP tumbuh 11% jadi Rp 2,9 triliun di tahun 2019

Pengalaman itu semakin menyadarkan Karmaka, betapa pentingnya faktor kepercayaan nasabah. "Bank NISP tidak mengiming-imingi nasabah dengan bunga tinggi atau hadiah. Yang penting, uang mereka aman di sini," ujar Karmaka.

Dengan filosofi seperti itu, selama 34 tahun Karmaka membangun NISP dengan gaya konservatif. "Ambisi saya bukan untuk menjadi bank terbesar, melainkan menjadi salah satu bank yang terbaik," sebut Karmaka.

Filosofi itu pula yang Parwati Surjaudaja teruskan. "Ayah saya selalu berpesan, bisnis bank adalah kepercayaan. Inilah yang kami jaga hingga saat ini," kata Parwati, anak Karmaka yang kini menjadi Presiden Direktur OCBC NISP, kepada Harian KONTAN pada 2013 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru