Jatuh bangun Karmaka Surjaudaja merintis Bank NISP

Senin, 17 Februari 2020 | 21:41 WIB   Reporter: Hendrika Yunapritta, Pratama Guitarra
Jatuh bangun Karmaka Surjaudaja merintis Bank NISP


Untuk mengatasi kemelut di Bank NISP, ia menjual 43% saham bank tadi kepada pihak lain. Langkah berani lulusan SMA ini membuat bank yang berkantor pusat di Bandung ini kembali beroperasi secara normal.

Tapi, Karmaka tak sempat berleha-leha. Akhir 1965, pemerintah tiba-tiba mengeluarkan kebijakan pemotongan nilai uang (sanering) dari Rp 1.000 menjadi Rp 1.

Baca Juga: Mampu bertahan hingga tiga generasi

Kejadian tersebut membuat Karmaka, yang tadinya hanya ahli mengotak-atik mobil, menjadi pusing tujuh keliling. "Soalnya, hampir setiap hari kami kedatangan masyarakat yang menangis," kenang Karmaka kepada Tabloid KONTAN pada 1999 silam.

Malah, belakangan para nasabah menarik simpanannya dari Bank NISP. Kebijakan sanering, yang membikin kepercayaan terhadap rupiah menurun, membuat kegiatan menabung di Bank NISP terhenti selama enam bulan.

Inilah yang membuat pemegang saham putus asa dan meminta agar Bank NISP dilikuidasi. Alhasil, simpanan masyarakat di bank kecil itu terkuras.

Baca Juga: Regenerasi Trah Surjaudaja di NISP

Dalam keadaan serbasulit, manajemen Bank NISP masih berupaya membantu nasabah dan pemilik uang dengan sebaik-baiknya. Sebab, kepercayaan nasabah harus dipelihara.

Rupanya, masalah yang datang bertubi-tubi itu tak tertahankan lagi oleh Karmaka. Ia jatuh sakit dan sempat dirawat selama tiga bulan.

Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru