Kalau jalan ke Tenabang, jangan lupa soto padang

Senin, 06 Juni 2011 | 10:06 WIB   Reporter: Lamgiat Siringoringo
Kalau jalan ke Tenabang, jangan lupa soto padang

ILUSTRASI. Masih ada kesempatan! UM Undip kembali dibuka, paling telat awal September.


Menemukan kedai masakan padang jelas sangat mudah. Namun, bila Anda ingin menyantap masakan padang di luar mainstream, silakan coba Kedai Soto Padang Bang Karto. Anda bakal tak menemukan rendang atau gulai kepala ikan.

Sangat mudah menemukan kedai atau restoran yang menyajikan menu khas Padang. Bukan hanya di gang-gang sempit di Ibukota, kedai nasi padang baserak sampai ke pelosok negeri, bahkan hingga luar negeri. Rasa masakan padang memang gampang akrab di lidah siapa saja.

Sajian di kedai nasi padang yang biasa disebut pula nasi kapau pun khas. Tentu ada masakan “wajib” rendang, gulai kaki sapi plus jeroan, gulai kepala ikan, sayur nangka, atau goreng ikan. Citarasa seluruh rumah makan padang serupa, walau tentu tak sama persis, merupakan hasil perpaduan cabai, rempah, dan santan.

Namun, kalau Anda bosan dengan masakan padang konvensional semacam itu dan ingin menikmati “dunia lain” masakan padang, datanglah ke kedai Soto Padang H. Bang Karto. Boleh dibilang, kedai Bang Karto ini di luar mainstream kedai nasi padang. Kedai ini menjual masakan padang yang lain daripada yang lain.

Letak kedai ini berada di kawasan supersibuk Tanah Abang, Jakarta Pusat, persisnya di Jalan K.H. Mas Mansyur nomor 25A. Letak kedai ini persis di samping pintu keluar rumah susun (rusun) Tanah Abang. Kedai Bang Karto tak terlalu besar, hanya menyediakan 25 kursi alias hanya mampu menampung 25 orang sekaligus.

Berbagai menu “unik” tersedia di tempat ini. Lihat saja, ada soto padang, nasi goreng padang, mi tahu, mi kuah, dan mi goreng padang. Tentu jarang-jarang Anda menemukan kedai padang lain yang menyediakan menu seperti itu, bukan?

Si empunya kedai menjagokan soto padang sebagai sajian paling top di sini. KONTAN pun menjajal semangkuk.

Melihat penampilan soto ini, segera bisa kita simpulkan isi soto adalah daging sapi. Namun, daging sapi yang berenang di kuah soto berwarna kecokelatan ini sudah digoreng kering. Selain daging kering, di kuah juga terendam mi putih dan kentang. Mengambang di permukaan kuah, taburan bawang goreng dan daun seledri. Tak lupa sepiring nasi beserta kerupuk merah mengawal si soto.

Sendokan pertama kuah soto langsung membuat lidah tak berhenti mencecap. Paduan rasa asam, manis, berikut pedasnya sambal padang, benar-benar nikmat di lidah.

Demikian pula ketika satu potong daging digiring masuk ke rongga mulut. Kekhawatiran gigi akan bekerja keras sirna seketika. Daging kering itu memang terasa agak keras, namun tak sampai memaksa gigi susah payah mengunyah. Sajian ini memang pantas menjadi maskot di kedai Bang Karto.

Ciri khas lain dari kedai ini adalah nasi goreng padang. Bumbu nasi goreng ini agak berbeda dengan nasi goreng lainnya. Ada sedikit rasa manis di bumbu, dan pedas yang agak menonjol. Ciri lainnya, di atas nasi goreng tak ada suwiran daging ayam, namun potongan dendeng sapi plus telur ceplok. Taburan kerupuk merah tak ketinggalan mejeng di atasnya.

Kalau Anda masih belum kenyang, tak ada salahnya memadati perut dengan mi tahu. Mi kuning dengan irisan tahu di dalamnya ini disantap dengan kuah sambal kacang.

Minuman andalan kedai ini adalah teh telur. Sebelum menyeruputnya, Anda bisa menambahkan jeruk nipis ke dalam teh. Alhasil, teh bertelur ini tak akan terasa enek.

Ada bahan dari Padang

Sunarto, pemilik kedai, memang berusaha menjaga citarasa khas padang dengan mendatangkan beberapa bahan dari Padang langsung. “Mi kuning dan kerupuk merah itu dikirim dari Padang,” ujar Sunarto, anak almarhum Bang Karto.

Bahan baku van Padang itu memang berbeda dengan yang ada di Jakarta, seperti kerupuk merah. Di Jakarta, kerupuk merah yang ada seringkali mengecewakan karena bahan pewarnanya sangat pekat hingga meninggalkan warna ketika menyentuh nasi.

Karena kesetiaan kedai ini pada citarasa asli Padang, banyak orang Minang sering datang ke kedai ini. “Mereka ingin nostalgia dengan masakan kampungnya,” ujar Sunarto.

Tentu, pengunjung kedai ini tak hanya orang Minang. Orang kantoran atau pengunjung Pasar Tanah Abang juga sering mampir ke kedai ini.
Soal omzet, Sunarto mengaku susah menghitung secara pasti. Namun, dia memberi gambaran, dalam sehari dia selalu belanja 30 kilogram daging sapi dan 10 kilogram mi.

Biasanya kedai ini ramai dikunjungi pada saat jam makan siang dan di atas pukul 6 sore.

Selain rasa nikmat, harga makanan di kedai ini menyenangkan. Harga setiap porsi makanan hanya berkisar antara Rp 10.000 sampai Rp 14.000. Jika tertarik untuk menyambangi tempat ini, Anda bisa datang antara pukul 10 pagi sampai sebelum pukul 10 malam.

Selain di rusun Tanah Abang, kedai ini bisa Anda temui di Thamrin City Lantai 2.

Soto Padang Bang Karto Jl. K.H. Mas Mansyur 25A
Tanah Abang, Jakarta Pusat,
telepon: (021) 3917015

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari
Terbaru