Kamera Saku Kini Sepintar Kamera Profesional

Minggu, 20 September 2009 | 00:51 WIB   Reporter: Yudo Widiyanto, Diade Riva Nugrahani,

digitarlkamera_k_daniel-prabowo-editHARI Raya Idul Fitri hanya datang sekali dalam setahun. Rasanya tidak afdal jika Anda tidak mengabadikan momen bermaaf-maafan  dan silaturahmi di saat Lebaran lewat foto. Alhasil, Anda membutuhkan kamera digital yang mudah digunakan dan memiliki kualitas gambar yang memuaskan. Nah, bagi Anda yang sedang mencari kamera untuk foto-foto, kamera poket digital bisa menjadi pilihan utama. Memang, hasil jepretan kamera saku ini tidak setajam kamera digital single-lens reflex camera (DSLR), yang biasa digunakan untuk keperluan fotografi. Namun, kamera poket digital dengan resolusi 8 megapixel (MP) ke atas kini semakin marak. Dengan keunggulan resolusi yang tinggi ini, kini foto hasil jepretan kamera saku digital  tidak berbeda jauh ketimbang kualitas gambar yang dihasilkan kamera fotografer profesional. Sudah begitu, kamera poket mudah dibawa ke mana-mana, tanpa perlu repot menenteng tas khusus kamera. Soalnya, dengan ukurannya yang kecil, kamera jenis ini bisa ditaruh di dalam kantong celana. Pilihan kamera saku resolusi tinggi kini juga semakin banyak. Technical Support PT Nikon Indonesia Budi Dwi Putranto mengatakan, tahun ini Nikon mengeluarkan beberapa seri terbaru kamera saku dengan resolusi 8 MP ke atas. Selain spesifikasi, kamera saku Nikon menawarkan beraneka model dan corak warna. “Ini untuk memenuhi kebutuhan gaya. Jadi, tidak semata-mata mengandalkan spesifikasi,” ujar Budi. Kamera saku resolusi tinggi yang menjadi andalan Nikon ini di antaranya adalah Coolpix L19. Harga kamera 8 MP ini sekitar Rp 1 jutaan. Sedangkan kamera saku 10 MP Coolpix L20 dibanderol Rp 1,3 jutaan. Dua kamera ini masing-masing memiliki empat pilihan warna. Nikon juga menawarkan kamera saku Coolpix P90 yang dibanderol Rp 4,7 juta. Kamera beresolusi 12 MP ini memiliki fitur yang menyerupai kamera fotografi. Seperti, high ISO sampai 6.400 untuk mengurangi gambar yang blur ketika memotret objek bergerak dalam cahaya rendah. Ada juga fitur best shot selector (BSS) yang secara otomatis akan memilihkan foto yang paling tajam di antara 10 foto hasil jepretan secara berentetan (sequential). Dalam waktu dekat, lanjut Budi, Nikon akan mengeluarkan lagi tiga kamera saku terbaru, yaitu Coolpix S570, Coolpix S640, dan Coolpix S1000 PJ. “Kami terus memperbaiki performa kamera saku digital kami di seri terbaru,” ujar Budi. Konsumen pun tidak perlu pusing memikirkan jika kamera rusak. Pasalnya, Nikon menyediakan beberapa service center, baik di Jakarta maupun di kota-kota besar Indonesia. Pesaing utama Nikon, seperti Canon, jelas tidak mau kalah.  Sintra Wong, Asisten Manajer Pemasaran Divisi Canon untuk kamera digital dan kamera DSLR PT Datascript, bilang semua kamera saku Canon memiliki resolusi minimum 10 MP. “Harganya bervariasi, mulai dari Rp 1 jutaan hingga Rp 5 juta ke atas,” kata Sintra. Pasalnya, Canon memang menyediakan kamera saku untuk semua segmen pasar, mulai dari kalangan pemula sampai kalangan semi profesional. Misalnya, Canon PowerShot A480. Kamera 10 MP yang dibanderol Rp 1,4 juta ini berukuran lumayan kecil, cuma 92 mm x 62 mm x 31 mm dengan tombol pengoperasian yang mudah. Sedangkan di jajaran kamera saku semiprofesional, Canon menawarkan PowerShot SX1 IS. Kamera ini berlensa wide 28 mm, sehingga mampu mengambil foto dengan cakupan area yang luas. Ada juga fitur ultrasonic motor (USM) dikombinasikan dengan voice coil motor (VCM), sehingga kamera ini dapat membidik dengan cepat dan akurat, serta tidak bising, layaknya kamera fotografi. “Harganya Rp 6,17 juta per unit,” kata Sintra. Menurut Sintra, pasar kamera saku beresolusi 8 MP ke atas di Indonesia memang berkembang  pesat. Kondisi ini didukung tren penurunan harga dan peningkatan teknologi dalam kamera digital saku. “Saat ini 70% dari total pangsa pasar kamera digital compact merupakan kamera-kamera beresolusi 8 MP ke atas,” terang Sintra. Tahan banting Canon sendiri menargetkan penjualan kamera saku sebanyak 230.000 unit per tahun. Artinya, ini sekitar 29% dari total penjualan kamera saku digital sebanyak 800.000 unit sampai akhir tahun 2009. Setali tiga uang, Digital Imaging Group Leader PT Sony Indonesia Febri Rusli mengatakan, hampir semua kamera saku digital Sony mempunyai resolusi di atas 8 MP. “Rata-rata kamera saku Sony memiliki resolusi 12 MP,” kata Febri. Secara umum, tambah Febri, Sony membagi kamera saku dalam tiga tipe, yaitu seri S, seri W, dan seri T. Seri S adalah seri kamera saku yang ditujukan untuk kalangan pemula yang ingin menggunakan kamera dengan mudah dan harganya terjangkau. Misalnya, seri DSC-S980 yang harganya sekitar Rp 2 juta. Kamera ini memiliki sensitivitas tinggi ISO 3.200 sehingga mampu mendapatkan gambar tajam dan jernih walau kondisi pencahayaan rendah. Kamera saku Sony seri S juga dilengkapi picture motion browser versi 4.0 yang memudahkan pengguna ketika memodifikasi atau menyimpan gambar dan video di komputer. Fitur picture motion browser ini memungkinkan pencarian gambar menggunakan tipe wajah agar pencarian dan pengorganisasian gambar lebih mudah. Adapun seri S dilengkapi pula dengan teknologi deteksi wajah yang mampu mendeteksi hingga delapan wajah dengan layar LCD berukuran 2,7 inci. Akan halnya seri W ditujukan untuk konsumen yang suka mengutak-atik kamera, namun tidak mau terlalu ribet dengan kamera profesional DSLR. Contohnya, seri DSC-W290 yang dibanderol sekitar Rp 3,5 juta. Kamera ini menggunakan lensa Carl Zeiss berukuran 28 mm beresolusi 12 MP. Di seri W juga terdapat fitur Intelegent Scene Recognition (IRS) yang akan mengatasi masalah adaptasi perubahan lingkungan seperti cahaya. Dijamin, kamera perubahan pencahayaan dan rasio pembesaran tidak akan mengganggu kualitas gambar. Sementara, Sony seri T menyasar konsumen yang lebih mementingkan gaya atau stylish konsumen. “Harga seri T memang paling mahal dibandingkan karena fiturnya lebih lengkap,” ujar Febri. Misalnya, seri DSC-T900 dan DSC-T90 Cyber-shot. Dua kamera layar sentuh ini memiliki fitur intelligent auto mode yang secara otomatis akan mengaktifkan intelligent scene recognition yang mampu memotret tanpa beban kerumitan pengaturan, karena secara otomatis telah dilakukan sendiri oleh kamera. Belum lagi fitur anti-blur yang mengurangi kemungkinan pemburaman ketika pemotretan berlangsung. “Harganya berkisar antara Rp 5 juta–Rp 6 juta,” papar Febri. Kamera Sony seri T juga dilengkapi prosesor gambar Bionz berkecepatan tinggi, optical steadyshot, sensitivitas tinggi ISO 3.200, dan clear RAW noise reduction, sehingga bisa menghasilkan foto-foto beresolusi tinggi dengan cepat. Produsen kamera Olympus pun tak mau ketinggalan. Awal tahun ini, Olympus mengeluarkan beberapa tipe kamera saku resolusi tinggi. Semisal, seri Mju Tough 8000 dan FE 4000. “Kamera Mju Tough 8000 kuat diinjak orang seberat 100 kg,” klaim Evelin, Marketing & Hubungan Media Olympus Customer Care Indonesia (OCCI). Menurut Evelin, kamera saku Mju Tough 8000 memang unggul dalam hal daya tahan. Misalnya, kamera saku Olympus tidak rusak meski jatuh dari ketinggian 2 m dan dapat dibawa ke dalam air hingga kedalaman 10 m. Harga kamera ini di pasar sekitar Rp 4 juta. Kamera Olympus Mju Tough 8000 mudah pula digunakan. Karena, kamera beresolusi 10 MP ini tidak mengenal pengaturan manual, kecuali untuk fokus, white balance, exposure compensation, dan ISO (pengaturan cahaya masuk). Intinya, Evelin berujar, dalam keadaan cuaca apapun kamera Olympus bisa mengambil gambar dengan baik. Sayangnya, Evelin enggan mengungkapkan angka penjualan kamera digital saku Olympus. Silakan pilih yang pas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test
Terbaru