VIRUS CORONA - JAKARTA. Penyanyi senior Iis Sugianto berbagi kisah mengenai dirinya yang pernah dinyatakan positif Covid-19 beberapa waktu lalu. Iis Sugianto membagikan pengalamannya sejak awal mengalami gejala hingga selama berjuang melawan virus selama sekitar tiga minggu.
Berawal dari demam tinggi Iis Sugianto menceritakan awalnya ia mengalami demam dengan suhu yang sangat tinggi, tetapi bisa tiba-tiba kembali normal.
"Saya memberanikan diri memeriksa ke lab sendiri dan akhirnya dinyatakan sakit tifus. Tapi di hari ketiga demam sangat tinggi 38,7 derajat saya merasa tidak tenang," ungkap Iis Sugianto, dikutip dari kanal YouTube Iis Sugianto New, Rabu (16/9/2020).
Iis memeriksakan diri lagi ke UGD rumah sakit dan salah satunya, darahnya diambil untuk dicek. Ia juga melakukan tes rapid tetapi hasilnya non reaktif dan masih dinyatakan sakit tifus. Namun, Iis tetap dirawat di rumah sakit dan keesokan harinya dokter penyakit dalam memeriksa kondisinya.
Baca Juga: Mengenal kesamaan dan perbedaan virus corona dengan influenza
"'Bu Iis kelihatannya hasil thorax paru-paru Bu Iis mencurigakan. Paru-paru Bu Iis seperti ada lendir, ini harus swab test ya," ujar Iis Sugianto mengulangi kalimat dokter.
Selang beberapa jam hasilnya ia dinyatakan positif Covid-19 dan harus pindah ke rumah sakit khusus penanganan virus tersebut. Pasrah dengan kondisi Setelah dinyatakan positif terinfeksi, Iis Sugianto tentunya terkejut dan langsung memikirkan ketiga anaknya.
"Yang ada dalam pikiran saya waktu itu adalah anak-anak. Saya dalam keadaan 50% saya sembuh, 50% inilah akhir hidup saya. Dan saya ingin berkirim surat buat anak-anak saya," kata Iis Sugianto.
Baca Juga: RS Darurat Wisma Atlet masih bisa tampung pasien corona
Iis berujar, surat itu terutama ingin dikirimkannya untuk anak sulungnya yang tinggal di Amerika Serikat. Kata Iis Sugianto, ia ingin menulis pesan terakhir karena banyak realita yang menceritakan pasien Covid-19 harus mengakhiri perjuangannya dengan duka.
"Saya juga manusia biasa, harus menerima apa yang sudah digariskan bahwa umur sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Mungkin inilah saatnya. Saya pikir pada saat itu begitu," ucap Iis Sugianto.
Di satu sisi juga harus berjuang meningkatkan imunitas tubuhnya. "Saya enggak tahu apa saya bisa melewati ini semua. Saya benar-benar enggak tahu, saya hanya pasrah," ujar Iis Sugianto.
Lidah tidak bisa merasa
Iis menuturkan dampak fisik dari Covid-19 saat menyerangnya. "Kalau kepada saya (dampaknya) demam tinggi, tetapi saya tidak sesak, tidak batuk, dan penciuman masih ada," tutur Iis Sugianto.
"Tetapi tidak ada nafsu makan karena lidah saya tidak ada rasa sama sekali. Seperti ada rasa belerang dan rasa kalau asin, asin sekali, kalau manis, manis sekali," jelasnya lagi.
Baca Juga: Heboh happy hypoxia, masyarakat diminta tak ramai-ramai beli pulse oximeter
Selain itu ia juga mengalami kondisi dsrah yang sedang tidak normal. "Ketika itu, kekentalan darah saya sampai tiga kali di atas orang normal. Itu juga untung dirawat dan dijaga oleh dokter sehingga kekentalan darah saya bisa terjaga. Nah itu keuntungan saya dirawat," kata Iis Sugianto.
Kini setelah bisa kembali ke rumah, Iis mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu memakai masker.
Baca Juga: 7 Cara meningkatkan daya tahan tubuh guna mencegah serangan virus corona
"Mudah-mudahan keterangan saya ini bisa bermanfaat buat teman-teman semua untuk menjaga kesehatan. Hidup ini tidak bisa tanpa masker sama sekali. Jadi tiada hari tanpa masker," ucap Iis Sugianto.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Iis Sugianto Terinfeksi Covid-19, Lidah Mati Rasa hingga Pasrah"
Penulis : Melvina Tionardus
Editor : Dian Maharani
Selanjutnya: Mengenal kesamaan dan perbedaan virus corona dengan influenza
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News