Pilihan jatuh ke UI
Dari beberapa universitas tadi, pilihan Rayhan pun jatuh ke Teknik Mesin di Universitas Indonesia (UI). Terdapat alasan utama mengapa Rayhan memilih UI sebagai tempat berikutnya menimba ilmu. "Papa saya baru meninggal 4 bulan lalu. Tanggung jawab keluarga sekarang ada di saya. Walaupun saya anak bungsu, tetapi saya anak laki-laki satu-satunya di keluarga. Jadi saya mikirin juga untuk enggak mau merantau dan sebisa mungkin kuliah di tempat yang terdekat," jelas Rayhan.
Rayhan mengaku sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), ia bermimpi menjadi juara di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN). Seiring berjalannya waktu, mimpi Rayhan itu pun terwujud di tahun 2019 ketika meraih medali perak bidang Fisika di OSN 2019, Manado.
Baca Juga: Masih muda, WNI ini sudah jadi profesor dan dosen terbaik di universitas di Jerman
Berkah dari menjuarai ajang tersebut, Rayhan mendapat kesempatan untuk mewakili daerahnya ke ajang olimpiade internasional. "Sekaligus saya terpilih untuk mewakili DKI Jakarta di ajang International Olympiad of Metropolises 2019, Moscow," ucap Rayhan.
Bukan hanya sebagai pelengkap, Rayhan membuktikan bahwa dirinya memang berprestasi dengan mendapat medali perunggu di bidang fisika pada ajang internasional itu.
Pilihan di SNMPTN dan SBMPTN
Rayhan mengungkapkan, saat SNMPTN, dia memilih Sekolah Teknik Elektronika dan Informatika (STEI) ITB dan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB. Waktu yang dinanti pun tiba, tetapi takdir berkata lain, Rayhan dinyatakan gagal diterima melalui jalur SNMPTN. Dia pun sempat merasa semua prestasi yang pernah ia raih semasa duduk di bangku SMA menjadi sia-sia dan tak berguna.