Kompas Travel Fair 2022 Digelar 9-11 September, Targetkan 10.000 Pengunjung

Jumat, 09 September 2022 | 15:10 WIB   Reporter: Nurtiandriyani Simamora
Kompas Travel Fair 2022 Digelar 9-11 September, Targetkan 10.000 Pengunjung

ILUSTRASI. Harian Kompas menggelar Kompas Travel Fair (KTF) 2022 pada 9-11 September 2022 di Plenary Hall dan area lobi utama Jakarta Convention Center (JCC).


TRAVEL FAIR - JAKARTA. Harian Kompas menggelar Kompas Travel Fair (KTF) 2022 pada 9-11 September 2022 di Plenary Hall dan area lobi utama Jakarta Convention Center (JCC). Ini penyelenggaraan KTF kesembilan sejak pertama kali digelar pada tahun 2011.

Kompas Travel Fair diharapkan menjadi ajang menggenjot promosi industri pariwisata. Bekerja sama dengan Bank Mandiri, dari KFT 2022 Kompas menargetkan transaksi Rp 70 miliar dan 10.000 pengunjung.

"Kami berharap ada 10.000 pengunjung. Harapannya pengunjung yang datang akan langsung bertransaksi. Kami targetkan nilai transaksi mencapai Rp 70 miiar dalam 3 hari," kata Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo, Jumat (9/9).

Kompas Travel Fair (KTF) 2022 Powered by Livin’ by Mandiri tahun ini mengusung tagline “(Re)Start Your Journey”.

Baca Juga: 5 Destinasi Super Prioritas Indonesia Tarik Investasi US$ 435,3 Juta

Setelah dua tahun pandemi, industri pariwisata kini mulai menggeliat kembali. Laporan Barometer Pariwisata Dunia yang dirilis Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) pada 1 Agustus 2022 memperlihatkan signifikannya rebound pariwisata internasional dengan hampir 250 juta kedatangan internasional pada lima bulan pertama di tahun 2022. Ini melonjak dibandingkan dengan Januari-Mei 2021 yang sebanyak 77 juta kedatangan.

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Januari–Mei 2022 melalui pintu masuk utama mencapai 397.770 orang. Angka ini naik 616,4% dibandingkan jumlah kunjungan wisata mancanegara pada periode sama tahun 2021.

Data BPS juga mencatat, jumlah penumpang angkutan udara domestik yang berangkat pada Mei 2022 mencapai 5,3 juta orang, naik sekitar 40% dibandingkan April 2022. Sementara itu, jumlah penumpang tujuan luar negeri (internasional) pada periode sama meningkat sekitar 61% menjadi hampir 473.000 orang.

“Dukungan untuk pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia sangat diperlukan, terlebih pada momen pascapandemi seperti ini. Kami ingin mengambil bagian dalam pemulihan pariwisata dan ekonomi ini dengan menyelenggarakan Kompas Travel Fair 2022. Kali ini kami hadir dengan tagline (Re)Start Your Journey, yang membawa semangat untuk mengajak orang kembali berwisata,” ujar Budiman.

Sebanyak 76 ekshibitor hadir memeriahkan acara ini. Diantaranya ada 11 perusahaan travel agent konvensional, 5 perusahaan travel agent halal, 16 perusahaan airlines, dan 44 perusahaan yang menyediakan perlengkapan-perlengkapan perjalanan.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menyampaikan, wisata-wisata di desa sudah mulai bertumbuh dan omzetnya juga meningkat. Pemerintah mendukung dengan respons membuat aplikasi dalam mendukung desa wisata.

"Tidak hanya sekedar mensport dalam pendampingan, tapi kita buatkan aplikasi. Kita bisa mencari desa-desa wisata melalui aplikasi Desa Wisata Nusantara, desa wisata di setiap provinsi dan kabupaten, namun tidak ada transaksi di aplikasi, transaksinya langsung di desa-desa wisatanya," kata Abdul kepada KONTAN.

Lebih lanjut, Abdul menyebut, salah satu unit bisnis yang berada di desa bahkan sudah mencapai omzet sampai Rp1 milyar. Untuk itu, pemerintah terus melakukan promosi desa-desa wisata yang ada di Indonesia.

"Salah satu desa wisata yang ada di pameran ini memiliki satu unit bisnis kopi, satu tahun omsetnya sampai Rp 1 miliar di level desa. Itu baru satu unit, belum unit yang lain. Ini merupakan tugas kemendes untuk melatih dampingi, dan memberikan proses pemahaman dan pola gaya hidup ramah tamah terhadap siapapun yang hadir di desa itu," kata Abdul.

Budiman menambahkan, promosi desa wisata di industri pariwisata Indonesia harus dilakukan dengan narasi yang berbeda. "Kita perlu narasi untuk menciptakan sesuatu yang dapat menarik perhatian orang untuk mengunjungi wisata desa itu,kita tidak kalah dengan wisata-wisata luar negeri, kita butuh uniqness dari desa-desa tersebut," ujarnya.

Baca Juga: Dyandra Media (DYAN) Optimistis Capai Target Pertumbuhan Pendapatan 60% Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat

Terbaru