KONSER MUSIK - JAKARTA. Pandemi Corona turut berdampak pada industri musik. Buktinya saja Koalisi Seni Indonesia mengungkapkan di bulan Maret 2020 terdapat sekitar 40 konser, tur, serta festival musik yang dibatalkan atau ditunda. Kendati demikian, masalah ini tidak membuat pelaku industri musik Tanah Air patah arang. Justru di tengah keadaan pandemi banyak inovasi dan peluang yang bisa dilakukan.
Asal tahu saja, menurut World Economic Forum, industri musik global memiliki dua jalur keuntungan utama. Pertama melalui pertunjukan live atau offline yang menghasilkan 50% dari total keuntungan dan berasal dari jumlah penjualan tiket. Kemudian dari rekaman, termasuk pendapatan dari streaming, digital download, penjualan album fisik, dan pendapatan sinkronisasi (lisensi musik untuk games, TV, dan iklan).
Baca Juga: Saham JYP Entertainment naik 22,66% sepekan, Twice peringkat atas Gaon
Dalam diskusi bertemakan “Inovasi Dunia Pertunjukan Musik di New Normal” yang diselenggarakan BaBe, Strategic Planner demajors dan Program Director Synchronize Festival,Kiki Ucup mengatakan bahwa pandemi ini tidak akan mengubah wajah industri pertunjukan musik sepenuhnya.
"Tapi justru membuat para pelakunya banyak mencoba berbagai hal baru yang memungkinkan penyelarasan dengan dunia digital dan tentunya tetap harus sejalan dengan protokol yang ditetapkan pemerintah," jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis (9/7).
Armand Maulana, musisi senior dan juga vokalis band GIGI menyatakan dirinya dan musisi lainnya harus beradaptasi agar industri musik ini tetap bisa berjalan. Dengan catatan, tetap menaati protokol yang harus dijalankan. "Inovasi menjadi suatu keharusan agar musisi bisa survive,” ujarnya.
Armand pun merujuk pada konser virtual dan kolaborasi dengan platform digital menjadi opsi dan juga peluang baru. Menurutnya, digital platform menjadi sarana baru yang banyak digunakan musisi untuk terhubung dengan para penikmat musiknya, sekaligus menjadi saluran bagi mereka untuk berkarya.
Baca Juga: Mendengarkan musik di perjalanan ternyata menyehatkan lo, ini alasannya
Bens Leo, pengamat musik menambahkan bahwa digitalisasi dan inovasi menjadi suatu keharusan yang akan dialami oleh industri musik dan juga pertunjukan musik.
“Pandemi ini di sisi lain juga menghasilkan banyak inovasi baru, seperti konser musik virtual “Konser 7 Ruang” yang dimeriahkan banyak penyanyi ternama, ada juga lagu “Lathi” dari grup Weird Genius yang diproduksi di tengah pandemi dan mendapatkan banyak views di platform digital," paparnya.
Bens menyatakan justru di tengah kondisi ini para pemain industri musik semakin tertantang untuk lebih kreatif dan inovatif. Menurut data Digital Report 2020 dari Hootsuite, jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat sekitar 17%. Konsumsi internet pun meningkat selama pandemi ini jika melihat dari data beberapa penyedia layanan telekomunikasi.
Dari jumlah 175,4 juta pengguna internet di Indonesia, terdapat lebih dari 80% yang melakukan streaming musik, dan 99% yang menonton konten video online. Merujuk pada data ini, kolaborasi antara industri musik dan platform digital pun terasa semakin lumrah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News