Melihat budaya pecinta kopi dan gaya hidup urban di kedai kopi

Minggu, 12 Desember 2021 | 20:22 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Melihat budaya pecinta kopi dan gaya hidup urban di kedai kopi

ILUSTRASI. Melihat budaya pecinta kopi dan gaya hidup urban di kedai kopi


Dwi mengatakan karena saat ini berkunjung ke kedai kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup urban, dimana perokok dan non perokok bisa jadi berkumpul dalam satu ruangan dan non perokok dituntut menjadi lebih toleran, meski mereka menyadari bahaya risiko yang terjadi. 

Senada dengan itu, Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR), Ariyo Bimmo mengatakan perokok dan non-perokok sebenarnya mengetahui akan dampak buruk rokok bagi kesehatan, namun mengabaikan dan menyepelekan hal tersebut, karena perilaku hidup tidak sehat juga sangat dipengaruhi oleh sosio-kultural. 

"Lingkungan sosial adalah salah satu faktor yang membuat masyarakat terbiasa untuk minum kopi di kedai kopi sambil merokok,” imbuhnya. 

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Universitas Gajah Mada membuktikan kontrol perilaku pengendalian perilaku merokok dan minum kopi di kedai kopi masih lemah, 

Baca Juga: Banyak kopi untuk si hitam

“Oleh karena itu, sosialisasi harm reduction adalah program yang dirancang sebagai upaya edukasi terhadap masyarakat mengenai dampak dan bahaya merokok bagi diri sendiri serta lingkungan atau orang-orang terdekat yang terkena asapnya serta sosialisasi strategi atau cara untuk dapat mengontrol diri dengan pengurangan resiko bahaya yang bisa diaplikasikan oleh setiap perokok”, tambah Ariyo lagi. 

Contoh implementasi dari harm reduction atau pengurangan bahaya diantaranya penggunaan helm, eco-driving, energi yang terbarukan, plastik daur ulang dan produk tembakau alternatif. 

“Penggunaan produk tembakau alternatif tidak sepenuhnya bebas risiko, namun produk ini mampu mengurangi risiko hingga 90% dan pengurangan bahaya asap bagi pengunjung kedai kopi yang tidak merokok, karena kandungan TAR yang terdapat pada rokok dapat merusak kesehatan, khususnya pada sistem kardiovaskuler”, tutup Ariyo. 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru