Memasuki era baru hybrid working sebuah tantangan bagi HRD di 2021

Kamis, 26 November 2020 | 18:49 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Memasuki era baru hybrid working sebuah tantangan bagi HRD di 2021

Ilustrasi bekerja dari rumah dengan Hybrid Work Model


STYLE -  JAKARTA. Pandemi Covid-19 telah mengubah kebiasaan masyarakat. Baik itu dalam kehidupan sosial maupun dalam pekerjaan. Konsep bekerja dari rumah atau work from home (WFH) menjadi salah satu solusi di tengah pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19.

Kendati demikian, tidak semua karyawan atau divisi bisa terus menerus bekerja dari rumah. Maka dari situasi inilah muncul istilah baru yaitu Hybrid Work Model.

Secara pengertian harfiah, Hybrid berarti kombinasi dari dua atau lebih konsep yang akhirnya menghasilkan turunan dengan dwifungsi.

“Saat kemampuan dasar untuk bekerja dari rumah sudah mantap, alur kerja dan komunikasi juga harus diperhatikan, dan manajemen perusahaan juga harus lebih proaktif dalam mengoptimalkan aspek tersebut,” ujar Gordon Enns, CEO dari GreatDay HR dalam keterangannya, Kamis (26/11)

Baca Juga: Pekerja Tidak Ngantor, LinovHR Sediakan Layanan HR via Digital

Menurutnya, model kerja Hybrid membuka kemungkinan untuk meningkatkan produktivitas karyawan dengan konsep yang juga fleksibel, model kerja ini muncul sebagai jawaban ketidakpastian kapan karyawan bisa kembali bekerja sepenuhnya di kantor. 

Gordon bilang, dengan menerapkan model kerja Hybrid, perusahaan bisa meningkatkan keterikatan dan kepuasan karyawan, dan sangat bisa dijadikan bentuk investasi perusahaan yang cukup optimal, 

Kelebihan hybrid work model

Poin paling besar dalam penerapan model kerja Hybrid adalah, adanya keseimbangan antara bekerja dari rumah, dan bekerja dari kantor dengan bantuan teknologi. Tentunya, penerapan model kerja ini harus melibatkan pihak SDM atau Human Resource Department (HRD) yang perhatian dan cepat tanggap, terutama dalam mengusulkan teknologi apa yang cocok untuk bisnis perusahaan.

 Isnantyo Widodo, selaku ketua Komunitas Praktisi HR Indonesia menyebutkan, seorang HR harus memahami strategi bisnis ke strategi SDMnya, dan harus menjadi Reactor (enabler), menjadi Partner (connector), dan Anticipator (Designer) untuk memfasilitasi semua tantangan bisnis. 

Widodo juga menegaskan bahwa semua pelaku usaha dan karyawan harus siap untuk menggabungkan teknologi dan kompetensi yang dikuasai. Sehingga, bekerja bisa kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja.

Penguasaan teknologi menjadi bagian paling krusial dalam upaya adaptasi model kerja Hybrid. Jika model kerja remote memang sepenuhnya mengandalkan teknologi, dalam model kerja Hybrid justru bisa mengkombinasikan kompetensi tenaga manusia dengan teknologi. Salah satu bentuk teknologi yang bisa mendukung efektivitas model kerja Hybrid adalah Human Resource Information System  (HRIS). 

Baca Juga: Bisnis pengeloaan kas perbankan tumbuh signifikan di tengah pandemi

Editor: Noverius Laoli

Terbaru