Memupuk laba dari tren berkebun di masa pandemi Covid-19

Sabtu, 25 Juli 2020 | 08:05 WIB   Reporter: Ratih Waseso
Memupuk laba dari tren berkebun di masa pandemi Covid-19

ILUSTRASI.


Startup - JAKARTA. Selama pandemi virus corona (Covid-19) masyarakat banyak menghabiskan waktu untuk di rumah saja. Banyak dari masyarakat menghabiskan waktu di rumah dengan berbagai kegiatan mulai dari berolahraga, memasak, hingga yang kini mulai digandrungi lagi berkebun.

Dengan berkembangnya zaman, berkebun kini tak harus di tempat luas dan peralatan yang rumit. Pekarangan rumah kini banyak dimanfaatkan masyarakat dengan menanam mulai dari sayur, tanaman bunga, hingga tanaman herbal.

Peluang tren berkebun di rumah ditangkap start-up pertanian yang juga menjual produk paket berkebun. Melalui start-up pertanian masyarakat cukup di rumah saja memesan paket menanam yang diinginkan melalui gawainya.

Dirintis mulai Maret 2017 Ayo Nandur adalah penyedia layanan dan produk edukasi pertanian yang dikemas secara kreatif dan edukatif.

Baca Juga: Multiguna, ini 7 kegunaan garam dapur untuk membersihkan barang-barang di rumah.

Dengan adanya tren berkebun di rumah, Ayo Nandur diungkapkan M. Arif Rohman Hakim Founder Ayo Nandur mengalami kenaikan pemesana paket menanam 30% hingga 50%.

"Bulan Maret sampai April awal itu masi stabil, tapi pertengahan April sampai kesini naik dari permintaan customer. Peningkatan 30-50% naik permintaan. Biasanya sebulan kita ada permintaan 300 sampai 500 pesanan," jelas Arif kepada Kontan.co.id.

Ayo Nandur menyediakan paket menanam bernama Kebun Cilik mulai dari bibit, media tanam serta panduannya dalam satu paket yang dibanderol mulai dari Rp 15.000. Arif memasarkan produk Kebun Cilik melalui online di marketplace dan reseller.

Kini sudah ada 15 agend Ayo Nandur yang ikut memasarkan Kebun Cilik yang tersebar di Jakarta, Semarang, Tegal, Jepara dan Bandung.

Ayo Nandur yang memiliki ciri khas edukasi kreatif soal menanam kini terpaksa membekukan sementara kelas menanamnya secara tatap muka, terutama bagi peserta siswa sekolah. Lantaran hal tersebut Arif mengatakan akan mulai membuka kelas online pada pertengahan Agustus nanti.

"Rencananya bulan Agustus pertengahan gitu awal kita buka kelas online, jadi alat bahan kami kirim, nanti menanam bareng didampingi secara online sama sampai panen. Untuk ikut kelas online masih di angka Rp 50.000 sampai Rp 100.000 sudah dapat bibit 2-3 jenis bibit tanaman," jelasnya.

Tak hanya itu, Ayo Nandur juga sedang mengembangkan paket pertanian hidroponik. Namun Arif menyebut untuk paket hidroponik masih dalam tahap riset untuk menyesuaikan apa yang dibutuhkan pelanggan serta bagaimana agar tak membebani pelanggan dengan ongkos kirimnya.

Start-up lain yang bermain di sektor pertanian ialah Neurafarm. Neurafarm dikenal dengan produk aplikasi Dr. Tania yang spesial membantu petani berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan chatbot atau yang akrab dikenal sebagai personal assistant bagi petani untuk mengidentifikasi kondisi tanaman.

Baca Juga: Modal budidaya sayur hidroponik cuma Rp 1,5 juta buat pemula, siapa tertarik?

Editor: Yudho Winarto

Terbaru