Mengenal VOC di Indonesia dan kebangkrutannya

Sabtu, 21 November 2020 | 07:25 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Mengenal VOC di Indonesia dan kebangkrutannya


Hak istimewa VOC

Sejarah singkat VOC menandai kedatangan penjajah Belanda di Indonesia.

Sebagai serikat dagang, VOC diberi hak-hak dan kekuasaan yang istimewa oleh Pemerintah Belanda, antara lain: 

  1. Mendapat hak monopoli perdagangan di daerah antara Tanjung Harapan (ujung selatan benua Afrika) dan Selat Magelhaen (ujung selatan benua Amerika).
  2. Boleh mengadakan perjanjian-perjanjian dengan raja-raja atau kepala-kepala pemerintahan negeri.
  3. Boleh mempunyai serta memelihara Angkatan Perang sendiri. 
  4. Boleh mengumumkan perang dan mengadakan perjanjian-perjanjian perdamaian.
  5. Boleh mengangkat pegawai-pegawai yang dibutuhkan.
  6. Boleh membuat mata uang sendiri. 

Di negeri Belanda VOC dipimpin oleh 17 orang pemilik kekuasaan (bewindhebbers) yang sering disebut "De Heren Zeventien" artinya Tuan-tuan Yang Tujuhbelas orang.

Baca Juga: Selarik kisah lalu batik betawi (3)

Awal kedatangan VOC di Indonesia

Pada awal keberadaannya di Indonesia (Hindia Belanda), VOC tidak lain adalah sebuah kongsi dagang. Perdagangan bangsa Belanda di Indonesia dan di Asia pada umumnya tidak berbeda dari perdagangan bangsa-bangsa lainnya.

VOC merupakan kongsi dagang di antara kongsi dagang lain milik bangsa Gujarat, Iran, Turki, Tionghoa, dan Indonesia sendiri. 

Bagi VOC, kedudukan Batavia semula hanya sebagai pangkalan untuk menyuplai kapal-kapal dalam perdagangan rempah dengan makanan, air, juga perbaikan. Namun, VOC terus mengembangkan kongsi dagangnya. 

Sejak tahun 1619, VOC mendirikan tiga buah pangkalan di Indonesia, yakni di Jayakarta, Ambon, dan Banda. Pada saat terjadi kemerosotan perdagangan di kota-kota pesisir Jawa, VOC dengan cepat memanfaatkan kesempatan ini dengan memusatkan kegiatan perdagangannya di Jayakarta, sehingga kota tersebut cepat berkembang menjadi bandar terpenting di Jawa.

Baca Juga: Sejarah ekonomi Indonesia dalam mata Boediono

Dengan makin majunya perdagangan di Jayakarta, VOC yang sebelumnya berdagang di Asia termasuk di India, Burma, Siam, dan China mulai memusatkan perhatiannya ke Jawa. Meski demikian, perdagangan di negeri-negeri lainnya di Asia masih tetap dilakukan tapi tidak menjadi prioritas utamanya. 

Di Indonesia terutama di Jawa, Ambon, dan Banda dijadikan pusat perhatian VOC. Lalu, pada tahun 1641, VOC berhasil merebut Malaka dari tangan Portugis.

Dengan direbutnya Malaka, kedudukan VOC semakin kuat karena daerah ini dapat dijadikan pangkalan angkatan lautnya. Setelah berhasil merebut Malaka tahun 1641, VOC memusatkan perdagangannya di Indonesia.

Dari Malaka, VOC mengadakan pengawasan terhadap jalannya perdagangan di Selat Malaka. Segala arus perdagangan Malaka disalurkan ke Batavia, sehingga kota itu menjadi bandar yang semakin ramai. 

Baca Juga: Menjelajah Batavia Lama yang mulai bersolek

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru