Menghadapi serangan DDos, Imperva hadirkan scrubbing center di Indonesia

Jumat, 22 Maret 2019 | 21:27 WIB   Reporter: Ahmad Febrian
Menghadapi serangan DDos, Imperva hadirkan scrubbing center di Indonesia


TEKNOLOGI - JAKARTA. Di era digital, para pelaku bisnis berhadapan pada tantangan umengatasi ancaman kejahatan siber yang semakin meningkat, salah satunya serangan Distributed Denial of Service (DDos) yang sangat kuat dan bahkan mencapai kecepatan tertinggi 1,7 terrabyte per detik pada awal tahun lalu . DDos adalah serangan membanjiri target dengan lalu lintas yang sangat tinggi, sehingga situs atau aplikasi tersebut sulit diakses oleh pengguna lain. 

Serangan DDoS bisa menyebabkan kerugian sebesar US$ 40.000 atau Rp 560 juta per jam, jika terjadi. Indonesia pun tak luput dari target serangan DDoS ini. Imperva, sebagai perusahaan keamanan siber menghadirkan scrubbing center pertama di Indonesia. Scrubbing center akan memudahkan dan mempercepat dalam memfilter trafik DdoS dan hanya mengirim trafik yang bersih ke web server pelanggan.

Dengan adanya scrubbing center ini para pelanggan tidak perlu mempunyai bandwidth internet yang besar dan juga tidak tergantung dengan ISP yang digunakan. “Teknik serangan DDoS kini terus berkembang dan semakin canggih, tapi di Imperva, kami memiliki teknologi yang lebih canggih dengan menyediakan ruang dan kapasitas besar untuk menangani serangan lebih hebat yang pasti akan terjadi," kata Chris Wood, Wakil Presiden Regional, APJ Imperva melalui keterangan resmi, Jumat (22/3) .

Pembangunan scrubbing center di Indonesia ini  sejalan dengan Peraturan Pemerintah Indonesia No. 82 tahun 2012 yang salah satunya pasalnya mewajibkan para penyelenggara sistem elektronik untuk menempatkan pusat data di Indonesia. Ini merupakan scrubbing center ke-44 Imperva di dunia. Layanan Perlindungan DDoS Imperva memberikan pendekatan dari berbagai sisi untuk pertahanan dari DDoS, serta memberikan perlindungan menyeluruh dari semua jenis serangan DDoS. Dan mampu memproses 65 miliar paket serangan per detik.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian

Terbaru