Menjaga nutrisi saraf dengan konsumsi vitamin B

Selasa, 05 Juni 2012 | 10:55 WIB Sumber: Harian KONTAN, 5 Juni 2012
Menjaga nutrisi saraf dengan konsumsi vitamin B

ILUSTRASI. Mushoku Tensei: Jobless Reincarnation dapatkan season ke-2, penayangannya ditunda


Neuropati sebagai penyakit yang banyak menyerang orang berusia 40 tahun ke atas memang sulit dihindari seiring dengan penurunan kemampuan tubuh untuk melakukan regenerasi saraf. Namun masih ada cara agar neuropati tidak menghampiri tubuh kita.

Caranya adalah mengonsumsi vitamin neurotropik sejak dini untuk menjaga sistem saraf sehingga dapat bekerja secara baik. "Pemberian vitamin neurotropik dapat mencegah neuropati agar tidak makin parah," kata Manfaluthy Hakim, dokter ahli saraf dari Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dibandingkan dengan vitamin lain, vitamin B1, B6 dan B12 sangat penting bagi saraf. Vitamin B1 misalnya, membantu melindungi dan meregenerasi saraf. Sementara vitamin B6 diperlukan agar sistem saraf dan sistem imun berfungsi baik.

Sedangkan vitamin B12 penting untuk pertumbuhan sel dan reproduksi. "B12 dapat membantu pembentukan sel mielin, yaitu selubung yang melindungi saraf dan nukleoprotein," kata Luthy. Fungsi mielin ini penting untuk membantu menyampaikan pesan dari otak ke seluruh anggota tubuh.

Jika tubuh kekurangan vitamin B12 maka dapat berakibat kerusakan mielin sehingga mudah terjadi gangguan pada saraf, seperti mati rasa, kram, kaku-kaku ataupun kesemutan. Menurut Luthy, 45% orangtua yang tak mengonsumsi B1 menderita neuropati.

Para dokter neurologis menyarankan, orangtua perlu memperbanyak konsumsi vitamin B. Vitamin ini cenderung mudah didapatkan, misalnya vitamin B12 di hati, ikan, susu dan olahannya, daging, telur dan rumput laut. Makanan yang mengandung vitamin B6 ada di ragi kering, daging, hati, ginjal, ikan, lemak, kacang-kacangan, beras tumbuk. Sementara vitamin B1 pada beras merah, kuning telur, ikan, kacang-kacangan dan gandum.

Meski banyak sekali sumber vitamin B, tubuh manusia hanya menyerap kurang dari 2% vitamin B. "Semakin bertambah usia, kebutuhan vitamin B12 harus ditingkatkan untuk mencegah neuropati akibat penyakit degeneratif," kata Luthy. Jika vitamin B alami sulit didapatkan, saat ini banyak suplemen yang dijual di pasar termasuk vitamin B.

Nah, bagaimana jika pasien sudah telanjur terkena neuropati? Luthy menganjurkan untuk diperiksa terlebih dulu dengan screening non-invasif. Dokter akan memerika di titik-titik tertentu untuk mengetahui kecepatan hantaran saraf. "Jika karena penyakit sistemik, seperti diabetes atau hipertensi, penyakit itu harus diobati lebih dulu," katanya.

Sementara neuropati yang dialami dapat dikurangi gejalanya dengan obat-obatan dan rangkaian terapi di bawah pengawasan dokter. "Sedangkan jika neuropati karena saraf terjepit baru ada tindakan medis tambahan berupa suntikan atau pembedahan," timpal Moh. Hasan Machfoed, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari

Terbaru