Menuju Bali Baru, Danau Toba terus bersolek

Sabtu, 24 Agustus 2019 | 05:00 WIB   Reporter: Agustinus Respati, Ratih Waseso, SS. Kurniawan
Menuju Bali Baru, Danau Toba terus bersolek


JEP Danau Toba - JAKARTA. Danau Toba tak lagi masuk daftar 10 Destinasi Wisata Prioritas, tapi masuk deretan 4 Destinasi Super Prioritas, bersama Candi Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo.

Predikat ini tersandang setelah tahun lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan Program Percepatan Pembangunan Destinasi Wisata Super Prioritas. Itu sebabnya, akhir Juli 2019 lalu, Presiden melakukan kunjungan kerja tiga hari di Danau Toba.

Selain Samosir, Kementerian Pariwisata sedang gencar mempromosikan tiga kabupaten lainnya di seputaran Danau Toba. Itu sebabnya, mereka merilis Program Wonderful Huta Toba, singkatan dari Kabupaten Humbang Hasundutan, Tapanuli  Utara, dan Toba Samosir.

Baca Juga: Kecantikan Danau Toba memikat hati wisatawan milenial

Setelah Bandara Internasional Silangit beroperasi, ketiga kabupaten tersebut menjadi gerbang baru menuju Danau Toba. Lapangan terbang yang baru buka Februari 2019 lalu melayani penerbangan pesawat berbadan lebar itu terletak di Kecamatan Siborongborong, Tapanuli Utara.

Nah, untuk membiayai Destinasi Wisata Super Prioritas, tahun depan pemerintah pusat menyiapkan anggaran total mencapai Rp 6,4 triliun. Danau Toba kebagian Rp 2,2 triliun, terbesar dari tiga destinasi lainnya.

Meski begitu, Bupati Samosir Rapidin Simbolon tidak memasang target muluk-muluk dulu. “Target kami, dalam lima tahun mendatang Danau Toba bisa menjadi Bali kedua,” katanya kepada KONTAN di Pangururan, Ibu Kota Samosir.

Baca Juga: Keseruan bermain air di Pantai Pasir Putih Parbaba

Tentu, untuk mewujudkan target itu, Samosir dan kabupaten-kabupaten lain harus bekerja keras, mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan sama pariwisata. Mulai dari atraksi, aksesbilitas, hingga amenitas.

Harus holistis

Betul, bicara pariwisata Danau Toba, Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan menyatakan, harus holistis, integral, dan komprehensif. Soalnya, “Kondisi semua kabupaten yang mengelilingi Danau Toba sama. Budaya juga wilayahnya sama-sama terdiri dari perbukitan dan pantai,” jelasnya kepada KONTAN di Tarutung, Ibu Kota Tapanuli Utara.

Sehingga, untuk memajukan pariwisata Danau Toba, jelas enggak cukup hanya mengembangkan bekas kaldera tersebut. Namun, harus memikirkan juga daerah-daerah penunjangnya, seperti Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir.

Apalagi, ketiga kabupaten ini punya banyak atraksi berupa objek-objek wisata unggulan. Contoh, Tapanuli Utara memiliki Salib Kasih yang populer sebagai destinasi wisata rohani. Lalu, ada Permandian Air Soda Parbubu yang rasa airnya seperti soda. “Cuma ada dua di dunia, satu lagi di Venezuela,” ujar Nikson.

Baca Juga: Taman bunga nusantara menuju destinasi wisata baru Humbang Hasundutan

Guna mendukung Danau Toba sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas, Kabupaten Humbang Hasundutan menyiapkan atraksi wisata baru. Wujudnya, berupa taman bunga nusantara yang ada di puncak bukit, dengan latar Danau Toba.

Menurut Hotman Hutasoit, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Humbang Hasundutan, lokasi taman bunga itu terletak di Desa Parsingguran II, Kecamatan Pollung. "Akan berdiri di atas lahan seluas 200 hektare," imbuh Hutasoit.

Yang terang, pengembangan atraksi di Danau Toba juga mengacu pada standar kualifikasi sertifikasi UNESCO Global Geopark (UGG). “Saat ini sedang diproses, ditargetkan tahun ini akan tersertifikasi," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Baca Juga: Meneropong kawasan Danau Toba nan elok dari Huta Ginjang

Masih dari segi atraksi khususnya budaya, Rapindin menegaskan, kawasan Danau Toba sangat mumpuni lantaran orisinalitas kebudayaan Batak yang masih terjaga. “Wisatawan asing sangat senang menikmati atraksi budaya kami,” kata dia.

Ambil contoh, Samosir punya Festival Gondang Naposo yang tahun ini berlangsung pada 31 Mei dan 1 Juni lalu. "Ini merupakan ajang mencari jodoh," ungkap Rapidin.

Di Tapanuli Utara ada Upacara Mangalahat Horbo, persisnya di daerah Muara. Tradisi adat nan sakral ini biasanya mengorbankan seekor kerbau yang memiliki empat pursor dengan julukan Horbo Bius.

Hanya itu tadi, Nikson menegaskan, butuh waktu untuk menyedot turis asing, paling cepat lima tahun. Jadi, "Kami masih andalkan wisatawan domestik dulu," ujarnya.

Tetap menuju Bali Baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru