Meski tertekan rupiah, bisnis festival musik masih tetap ramai

Minggu, 02 September 2018 | 15:40 WIB   Reporter: Sinar Putri S.Utami
Meski tertekan rupiah, bisnis festival musik masih tetap ramai

ILUSTRASI.


INDUSTRI MUSIK - JAKARTA. Tekanan rupiah terhadap dollar AS memang sedang menjadi tantangan tersendiri bagi dunia usaha. Tak terkecuali, usaha bagi para promotor untuk menyelenggarakan sebuah pagelaran musik.

Hal itu dikaui oleh Direktur Utama PT Java Festival Production (JFP) Dewi Gontha yang saat ini sedang menggarap festival musik baru bertajuk Hodgepodge Superfest.

"Tapi dipungkiri (rupiah) pasti berpengaruh, karena mayoritas pengeluaran menggunakan dollar AS ," katanya kepada KONTAN belum lama ini.

Kendati begitu, dirinya mengaku memiliki tim tersendiri untuk memantau pergerakan dollar AS di pasar. "Biasanya, ada tim kami. yang sudah menghitung, ada pembayaran-pembayaran tertentu di waktu tertentu yang harus dilakukan," tambah dia.

Tim tersebut lah yang akan menyiapkan semuanya. "Jadi sudah diprediksi arah (dollar AS) berapa, kalau seperti ini misal kita sudah persiapkan sekarangberapa." jelas Dewi.

Meski demikian, Putri dari pengusaha Peter Gontha itu menyatakan sejatinya, perusahaan sudah memiliki perhitungan untuk di setiap acara. Maklum, acara yang diselenggarakan PT JFP rata-rata mendatangkan artis-artis internasional.

Seperti di Hoddgepodge Superfest artis yang didatangkan antara lain, The Libertines, August Alsina, All Time Low, Tayla Park, dan Lil Yachty.

"Kita kan sudah merasakan fluktuatif rupiah yang seperti ini sudah beberapa kali, jadi semuanya sudah dalam perkiraan kami. Budget di awal sudah kami perkirakan," katanya. Tapi sayangnya, Dewi enggan membeberkan berapa total biaya yang dikeluarkan untuk di setiap acaranya, khususnya untuk Hodgepodge Supeefest in.

Tapi terlepas dari itu semua, ia masih melihat bisnis di bidang ini masih memiliki prospek yang positif. Sebab, di tahun ini saja festival musik di Indonesia sudah semakin banyak.

Hal tersebut sudah menjadi prediksi dirinya dari tahun lalu. Hal itu juga yang membuat dirinya percaya diri untuk menggelar festival musik selain Java Jazz Festival. Ia mengakui, untuk menggelar Hodgepodge Superfest ini hanya memiliki waktu untuk persiapan selama empat bulamn.

Nah, untuk di tahun depan yang bertepatan dengan pemilihan presiden, Dewi memperkirakan akan banyak pihak yang akan hati-hati. Tapi untuk pihaknya masih akan konsisten untuk menggelar Java Jazz Festival.

"Kala Java Jazz memang acara rutin kami pasti akan tetap berlangsung," tutupnya. Sekadar informasi, Hodgepodge Superfest ini digelar di Ecopark Ancol, Jakarta pada 1-2 September 2018. Adapun saat ini tiket perharinya dibanderol Rp 800.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti

Terbaru