Mulai bergulir, Liga 1 diharapkan mampu menggerakkan kembali industri sepak bola

Jumat, 27 Agustus 2021 | 18:40 WIB   Reporter: Ridwan Nanda Mulyana
Mulai bergulir, Liga 1 diharapkan mampu menggerakkan kembali industri sepak bola

ILUSTRASI. Logo BRI Liga 1 2021/2022 mulai bergulir


SEPAK BOLA - JAKARTA. Setelah vakum dan beberapa kali tertunda akibat pandemi Covid-19, akhirnya liga utama sepak bola Indonesia kembali bergulir. Gelaran BRI Liga 1 untuk musim 2021/2022 ini diharapkan mampu kembali menggerakkan industri sepak bola tanah air yang satu setengah tahun lebih seperti mati suri.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai, kembali digelarnya Liga Indonesia sangat penting bagi klub-klub sepakbola di tanah air. Kompetisi memungkinkan klub untuk meraih pendapatan atau cash flow guna menggerakkan operasional tim. 

"Kalau gaji pemain tetap jalan tapi nggak ada pemasukan kan repot. Secara industri sepakbola jika vakum klub akan banyak mengalami kekurangan cash flow yang berpengaruh kepada gaji pemain," kata Huda kepada Kontan.co.id, Jum'at (27/8).

Namun di sisi lain, penanganan pandemi covid-19 juga menjadi faktor penting saat ini. Mengenai faktor pandemi, Huda melihat masih membutuhkan waktu yang panjang untuk bisa mengizinkan penonton memenuhi stadion, seperti yang sudah terjadi di liga-liga Eropa. 

Baca Juga: PSSI pastikan Liga 1 berjalan dengan perubahan sistem kompetisi dan prokes ketat

Tidak adanya penonton tentu akan berdampak terhadap pendapatan dari penjualan tiket, yang merupakan sumber pendapatan utama klub selain dari sponsor, merchandise dan jersey. Akhirnya, klub akan berlomba untuk mencari sponsor agar bisa masuk ke berbagai platform seperti media digital maupun di jersey pemain.

"Akhirnya klub memberikan space jersey ke beberapa sponsor utama yang berani memberikan uang dalam jumlah besar. Walaupun seperti papan iklan berjalan yang penting cash flow berjalan dan bisa membayar gaji pemainnya," lanjut Huda.

Dihubungi terpisah, pengamat olahraga Djoko Pekik Irianto menilai, kondisi saat ini memang dilematis bagi klub sepak bola maupun penyelenggara liga. Namun, gelaran liga seperti saat ini patut dicoba agar industri sepakbola bisa kembali merayap naik.

Dia mengingatkan, pendukung, klub sepak bola, PSSI maupun penyelenggara Liga Indonesia harus disiplin dan menaati kesepakatan yang telah dijalin dengan pemerintah dan kepolisian yang telah mengizinkan liga berjalan. 

"Tentu semua pihak harus memahami kondisi ini. Uji coba dulu, itu bagus, nanti secara bertahap bisa ditingkatkan. Seperti level-level dalam penanganan pandemi, nanti bisa ada penonton dengan kapasitas terbatas," kata Djoko.

Dia juga menekankan bahwa kondisi di Indonesia tidak bisa serta merta disejajarkan dengan Eropa, yang mana sejak Liga Eropa (Euro) lalu, penonton sudah bisa memadati stadion.

Baca Juga: Liga 1 Indonesia segera bergulir, ini klub dengan nilai pasar skuad termahal

Djoko pun mencontohkan gelaran Olimpiade 2021 di Jepang. Di mana, ajang olahraga terbesar di dunia itu akhirnya memilih untuk menyelenggarakan pertandingan tanpa penonton.

"Kondisi masyarakat dan vaksinasi kita dengan di Eropa kan memang berbeda. Olimpiade di Jepang pun kan belum berani membuka lebar-lebar untuk penonton. Jadi ya memang harus bertahap," imbuhnya.

Mengenai industri sepakbola, Djoko melihat banyak klub yang sudah beradaptasi dengan memanfaatkan berbagai media dalam meraup pendapatan. Tak hanya bertumpu pada tiket penonton, namun juga mengoptimalkan platform digital termasuk video streaming.

"Saya kira klub itu sudah melakukan digitalisasi, meski masih bertahap. Tapi ada skema bisnis baru yang tidak melulu dari kehadiran penonton," pungkas Djoko.

 

Selanjutnya: Perputaran uang di Liga 1 capai Rp 3 triliun, bisa turun 30% karena pandemi

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari

Terbaru