KESEHATAN - Deja vu merupakan fenomena peristiwa yang pernah sesorang rasakan sebelumnya. Namun, pernahkah terlintas di benak pikiran, mengapa deja vu bisa hadir dan membuat seseorang terheran-heran.
Rasa yang tiba-tiba muncul dan akrab sebenarnya bukan barang baru. Sedikitnya 60% sampai 80% orang di dunia mengakui pernah mengalami pengalaman yang hampir sama dengan sebelumnya, walau waktunya terjadi secara acak.
Apa yang menjadi penyebab deja vu saat ini masih dalam perdebatan. Dan, proses deja vu pun singkat.
Baca Juga: Begini cara menghindari terkena penyakit diabetes di usia muda
Beberapa psikolog kawakan seperti Valerie F. Reyna mengungkapkan, deja vu dimulai saat seseorang memproduksi ingatan palsu. Ia menyebutnya sebagai disasosiasi memori yang bertugas untuk membedakan realitas dan ingatan.
Ini dibuktikan dengan rasa memastikan oleh setiap individu dalam bentuk pernyataan dalam pikiran, “seperti pernah melihatnya dalam mimpi atau kehidupan nyata”. Pernyataan ini sudah berlaku umum bagi setiap manusia.
Menurut Amy Reichelt, BrainsCAN Research Fellow di Western University, ada tiga peyebab deja vu: sistem memori, gangguan matriks, dan ketidakcocokan hubungan pendek.
Baca Juga: Wow! Ini loh manfaat teh lemon untuk kesehatan tubuh Anda
Amy menjelaskan, sistem memori pada lobus temporal medial berfungsi untuk mempertahankan ingatan jangka panjang. Namun, dalam daerah tertentu di lobus temporal medial pun ada yang bertugas mendeteksi perasaan akrab.
Pada titik ini, kemudian banyak asumsi kalau deja vu akibat kinerja sistem memori yang rumit.
Sementara gangguan matriks umumnya terjadi pada pasien yang memiliki riwayat epilepsi. Apa hubungannya? Fenomena deja vu, konsisten dialami oleh mereka yang kerap kejang-kejang.
Baca Juga: Makanan untuk menjaga kesehatan mata, berikut daftarnya
“Sehingga, ini membuka kesempatan untuk meneliti deja vu dengan cara yang lebih terkontrol secara eksperimental,” kata Amy dalam tulisannya bertajuk Apa Penyebab Terjadinya Deja Vu.
Untuk ketidakcocokan hubungan pendek, secara umum faktor ini merupakan telaah mendalam dari faktor sistem memori sebelumnya. Sering kali orang mengalami deja vu lantaran kesalahan ingatan dalam menampilkan sifat alami dari sistem memori.
Itu berarti, ada fenomena informasi yang menerabas memori jangka pendek, dan malah mencapai pada ujung memori jangka panjang.
Ini sesuai dengan apa yang Reyna bilang, deja vu akibat personal memproduksi ingatan atau informasi palsu yang melampau batas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News