Pecel pincuk untuk obat rindu kampung halaman

Rabu, 15 Agustus 2012 | 08:40 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, Edisi 13 - 19 Agustus 2012
Pecel pincuk untuk obat rindu kampung halaman

ILUSTRASI. Foto udara suasana kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (12/4/2020). Cuaca hari ini di Jabodetabek cerah hingga hujan sedang, menurut ramalan BMKG. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah.


Terletak persis di pojok sebuah kompleks pertokoan di Kota Wisata Cibubur, Pecel Pincuk Ibu Ida terlihat sangat mencolok. Rumbai ilalang kering menutup sebagian atap teras dan beberapa gazebo di kedai tersebut.

Pemilik Pecel Pincuk Ibu Ida memang sengaja menghadirkan atmosfir pedesaan di setiap kedainya. Anyaman bambu pun membalut sebagian dinding kedai yang menjadi cabang ketiga Pecel Pincuk Ibu Ida ini. “Semua kedai kami memang memiliki interior yang sama, biar terkesan alami,” ujar Erie Prassetya, anak Hidayati, pemilik Pecel Pincuk Ibu Ida.

Setelah melewati beberapa anak tangga yang menjadi jalan masuk kedai ini, Anda akan mendapati sebuah meja lebar berkaki pendek yang penuh dengan sajian lauk-pauk. Tentu saja, pelbagai sayuran rebus dalam wadah anyaman bambu juga terlihat di meja itu.

Anda pun bisa langsung memesan pecel pincuk dan memilih lauknya. Bila pecel pincuk sudah di tangan, segera tentukan tempat untuk menikmati pecel ini. Kedai ini mampu menampung hingga 50 tempat duduk yang tersebar di gazebo, teras, dan ruang dalam.

Penyajian pecel pun tetap lekat dengan kesan sederhana. Seperti namanya, nasi pecel tersaji di wadah pincuk daun pisang di atas anyaman bambu. Ayaman berbentuk kerucut ini juga menjadi keunikan kedai Pecel Pincuk Ibu Ida. “Kami mendesainnya sendiri, untuk menghemat pemakaian daun pisang,” ungkap Erie.

Pecel pincuk yang Ida jual, panggilan sehari-hari Hidayati, memang tak jauh berbeda dengan pecel lainnya. Ida merebus beberapa sayur-mayur, seperti daun singkong, kol, kacang panjang, kenikir, dan taoge. Tak lupa, dia menambahkan daun kemangi dan irisan ketimun sebagai pelengkap pecel.

Keistimewaan pecel ini baru terasa setelah sayur bercampur bumbu itu sampai di mulut. Perpaduan rasa manis, asam, gurih, pedas, dan segar benar-benar pas. Semuanya seimbang, tak ada yang mendominasi. Peyek kacang dan teri yang renyah pun makin menyempurnakan santapan pecel itu.

Selain nasi, Anda juga bisa memilih lontong sebagai teman makan pecel. Untuk melengkapi sajian pecel, Ida juga menawarkan beragam lauk. Tersedia bermacam baceman, seperti empal, tahu dan tempe, sate telur puyuh, sate ati ampela, ayam goreng, telur dadar, dan aneka gorengan. Tapi, “Yang paling laris sate paru dan tempe kemul (mirip mendoan),” timpal Erie.

Ya, begitu sampai di mulut, sate paru bikinan Ida ini sangat empuk. Bumbu baceman yang manis juga meresap sempurna. Sebab, “Kami merebusnya selama dua jam,” bisik Erie.

Satu kuintal bumbu

Rahasia kelezatan pecel racikan Ida terletak pada bumbu kacangnya. Ia membuat dua macam bumbu untuk mengguyur rebusan sayur pecelnya. Ada bumbu pedas dan bumbu tidak pedas. Bumbu ini memang menjadi pemikat pengunjung Pecel Pincuk Ibu Ida.

Meski berasal dari Malang, Jawa Timur, cita rasa bumbu pecel racikan Ida bisa diterima lidah banyak orang. Maklum, sebelum membuka kedai pertama di Jalan Alternatif Cibubur dua tahun lalu, ia terus menyesuaikan rasa bumbunya. Tak heran, saking enaknya, bumbu pecel bikinan Ida juga melanglang buana karena banyak pelanggan yang membeli sebagai buah tangan untuk para kerabatnya di mancanegara.

Oleh sebab itu, tiap pekan, Ida memasak hingga satu kuintal bumbu pecel untuk satu gerainya. Semua bahan baku bumbu pecel dia dapat dari sekitar Jakarta. Ia pun memusatkan pembuatan bumbu pecel hanya di dapur kedainya yang ada di Kota Wisata Cibubur, dan memasok ke tiap cabang setiap dua hari sekali.

Adapun sayur-mayur direbus di masing-masing cabang. Supaya terjaga kesegarannya, aneka sayur sebagai isi pecel dimasak saban dua jam sekali. “Kami memasaknya sedikit demi sedikit,” kata Erie.

Selain hidangan pecel, kedai ini juga menyuguhkan bermacam masakan khas Jawa Timur. Sebut saja, rawon dan rujak cingur. Berbeda dengan bumbu pecel yang bahannya gampang diperoleh dari sekitar Jakarta, Ida harus mendatangkan keluak dari Malang untuk rawon olahannya. “Rasanya beda kalau memakai keluak dari sini,” ujar Erie. Begitu juga untuk petis yang dipakai dalam bumbu rujak cingur, bahan ini harus dikirim pula dari Malang.

Setiap hari, Erie mengungkapkan, sekitar 300 pincuk nasi pecel terjual habis di setiap kedainya. Jumlah itu pun berlipat ketika akhir pekan. Khusus di kedai Kota Wisata Cibubur, Erie menjual nasi atau lontong pecel dengan harga Rp 9.000 per porsi. Sedangkan banderol harga lauk pauk berkisar antara Rp 1.500 untuk bacem tempe dan tahu, hingga Rp 8.000 untuk sate.

Oh, ya, supaya daya tahan tubuh benar-benar terjaga, ada baiknya Anda memesan minuman khas kedai ini: es beras kencur atau kunyit asam yang rasanya segar. Dua minuman besutan Ida ini dijual seharga Rp 5.000 per gelas.

Pecel Pincuk Ibu Ida
Ruko Amsterdam
Kota Wisata Cibubur, Bogor, Jawa Barat
HP. 081332552486
Koordinat GPS:
S6036.783’ - E106095.548’

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari
Terbaru