Wisata kuliner kini mulai menjadi gaya hidup baru masyarakat di Jakarta. Mulai dari mencicipi aneka menu makanan hingga inovasi kuliner yang seakan terus bermunculan.
Salah satu inovasi yang menjadi tren dalam enam bulan terakhir ini adalah rainbow cake dan red velvet cake. Hidangan penutup ini menjadi menu tetap di beberapa restoran dan toko kue di Jakarta.
Apa itu rainbow cake? Pada dasarnya, cake ini persis seperti kue tart dengan warna-warni pelangi (rainbow) pada setiap lapisannya. Maksimal ada tujuh warna. Setiap lapisan sponge cake diberi warna berbeda, bahkan terkadang dengan rasa yang berbeda-beda. Lapisan luar kue dan pembatas tiap warna diberi icing atau butter cream warna putih yang terlihat kontras dengan warna-warni lapisan tersebut.
Tak usah heran, banyak orang yang jatuh hati melihat kecantikan dan kesegaran tampilan kue ini. "Untuk memesan rainbow cake setidaknya satu minggu sebelumnya dan kami batasi kalau mau beli potongannya," kata Steven Tanuwinata, Manajer Convivium Cafe Deli.
Restoran Italia di Jakarta ini menjadikan rainbow cake dan red velvet sebagai menu penutup hidangannya. Pembelian kue pelangi dibatasi agar setiap pelanggan yang datang dapat kebagian. Maklum, restoran ini bukan toko roti yang membuat satu jenis makanan saja.
Meski laris, Steven mengaku tidak mengetahui penyebab rainbow cake menjadi tren. "Saya buat untuk eksperimen menu baru saja," ujarnya. Chef pastry ini memberikan sedikit perasan jeruk lemon dalam butter cream pada kue pelangi buatannya. Alhasil, ada sedikit rasa asam yang mennyengat tapi menyegarkan saat menggigit potongan kue penuh warna ini. Kue racikan Steven ini tak terlalu manis dan sponge cake-nya lembut.
Sejarah panjang red velvet
Berbeda dengan rainbow cake, red velvet yaitu kue merah beludru memiliki sejarah yang cukup unik. Menurut situs Wikipedia, kue ini sudah populer sejak Perang Dunia ke-2. Warna merah pada kue sudah ada sebelum ditemukannya pewarna makanan. Konon, warna merah itu dihasilkan dari bit. "Sebenarnya warna merah dihasilkan dari reaksi vinegar, buttermilk dan cocoa," kata Steven.
Memang, red velvet adalah kue tar cokelat yang terdiri dari dua lapisan. Rasa cokelat nan manis dengan tekstur lebih padat dari rainbow cake. Steven menjamin perut akan kenyang setelah melahap sepotong red velvet di Convivium. "Banyak yang khusus datang menikmati dessert," katanya.
Meski populer dengan hidangan penutup, Convivium sebenarnya dikenal memiliki aneka masakan khas Italia buatan rumah. "Pasta, selai, adonan pizza dan saosnya kami buat sendiri," kata dia. Sementara keju dan minyak zaitun diimpor dari Italia.
Menu andalan Steven adalah Risotto Chitarra Al Nero di Seppia, yakni risotto rasa seafood yang hitam karena tinta cumi-cumi. Untuk pizza, Steven merekomendasikan Pizza Prosciutto Curdo, yakni pizza dengan irisan daging babi yang dikeringkan. Sementara bagi penyuka es krim, ada 10 rasa yang menggiurkan, dari rasa tinta cumi hingga rasa daging bacon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News