Pemerintah buka sekolah PTM, dokter: Sekolah dan orang tua wajib jaga prokes

Rabu, 29 September 2021 | 16:09 WIB   Reporter: Tendi Mahadi
Pemerintah buka sekolah PTM, dokter: Sekolah dan orang tua wajib jaga prokes

ILUSTRASI. Sejumlah siswa-siswi SD Negeri 10 Cideng, jakarta, Senin (30/8/2021). KONTAN/Fransiskus Simbolon


PENDIDIKAN - JAKARTA. Mulai bulan September ini, sebagian besar sekolah di Indonesia sudah memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), seiring melandainya pandemi covid-19 di tanah air. PTM terbatas diizinkan, untuk daerah dengan status PPKM level 2 dan 3, termasuk wilayah Jawa-Bali. 

Meski wajib berlangsung dengan protokol kesehatan yang ketat, kenyataannya PTM masih menimbulkan keresahan bagi para orang tua. Di satu sisi, diakui pembelajaran jarak jauh membuat kualitas pendidikan anak menurun. Tapi di sisi lain, interaksi fisik saat PTM dikhawatirkan menjadi media penularan covid-19 di lingkungan sekolah. 

Mengamati hal ini, Makuku Family, brand produk ibu dan anak mengadakan webinar dengan tema “Menghadapi Sekolah Tatap Muka, Sudah Siapkah Parents?”, Selasa (28/9). CEO Makuku Family, Mr. Jason Lee mengungkapkan webinar ini diperlukan untuk membantu para orang tua agar lebih siap menghadapi sekolah tatap muka, terutama dari segi kesehatan. 

“Kita ingin sharing ke semua tentang informasi kesehatan. Terutama bagaimana cara kita mengurangi atau mencegah penyebaran covid-19 selama PTM,” kata Lee dalam keterangannya, Rabu (29/9). 

Baca Juga: Kuota Kemendikbud untuk aplikasi apa saja? Ini daftar situs yang diblokir

Influencer Zee Zee Shahab, mengakui pembelajaran jarak jauh yang berlangsung hampir dua tahun ini bukan metode yang ideal. “Anakku yang pertama umur 8 tahun, masuk SD kelas 1 pas pandemi. Dia sampai nggak tahu nama teman-teman kelasnya. Sekarang dia jadi suka gampangin masalah. Kalau nggak bisa, aku tinggal googling atau panggil mommy aja,” curhat Zee Zee. 

Meski belajar di rumah banyak kelemahan, bukan berarti Zee Zee sudah siap melepas anaknya kembali ke sekolah. 

“Jujur ya, aku belum siap dengan konsekuensinya. Untuk sekarang sekolah online lebih baik. Aku termasuk orang tua yang agak overthingking, sampai saat ini belum kasih izin. Kalau anak SMP atau SMA mungkin sudah mengerti protokol kesehatan, bagaimana sosialisasi di masa pandemi. Tapi kalau SD belum waktunya ya, karena kalau ketemu teman-teman euforianya beda. Bisa langsung lepas masker dan lupa jaga jarak,” tambahnya. 

Sementara konsultan dokter spesialis anak dari Makuku Family, dr. Andreas juga menyadari metode belajar di rumah menimbulkan stress, tidak hanya pada anak tapi juga orang tua. Tapi untuk menggelar PTM sekarang, dr. Andreas melihatnya sebagai kebijakan yang terburu-buru. 

Baca Juga: Survei Cigna: Indeks persepsi kesejahteraan Indonesia tahun 2021 menurun

“Keputusan PTM diambil pemerintah setelah melihat kasus positif dan angka kematiannya sudah turun. Tapi perlu diingat bahwa cakupan vaksinasi anak usia 12-18 tahun di Indonesia belum sampai 80 persen. Masalahnya lagi, ketersediaan fasilitas tes PCR di daerah belum sama banyaknya dengan di Jabodetabek. Ini harus hati-hati juga,” pesan dr Andreas. 

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kesiapan sekolah. “Sekolah wajib menjaga prokes, dan kesiapannya bukan cuma soal wastafel atau ruang kelas. Tapi kesiapan mental guru-guru menghadapi anak yang ricuh dan tidak mengikuti protokol kesehatan. Siapkah gurunya?” tanya dr. Andres. 

Juga tidak kalah penting, pastikan semua sarana dan prasarana sekolah siap untuk kondisi darurat, misalnya ketika tiba-tiba ada anak yang demam saat di sekolah. “Di pihak orang tua, juga harus memastikan anak selalu mematuhi protokol kesehatan. Bagaimana pakai maskernya, harus benar-benar diajari jangan cuma menyuruh,” tambahnya. 

Sebagai tips, saat PTM sudah efektif berjalan, orang tua harus tahu gejala infeksi virus corona pada anak. “Kasus covid-19 pada anak seringkali tidak langsung ketahuan seperti orang dewasa. Gejalanya ringan seperti tiba-tiba lemas, bahkan demamnya pun tidak terlalu tinggi. Ini yang perlu diperhatikan saat tatap muka nanti,” pungkasnya. 

Brand Representative Makuku Family, Chairunissa mengatakan, terlepas apakah orang tua mengizinkan anaknya mengikuti PTM atau tidak, namun gaya hidup sehat harus menjadi prioritas, terlebih di saat pandemi. “Salah satunya membawa peralatan makan minum sendiri. Tidak berbagi alat dengan orang lain,” katanya.

Terkait dengan itu, Makuku Family memiliki beragam produk dari berbagai brand yang dipilih dengan proses seleksi ketat, dari berbagai negara seperti Korea Selatan, Jepang hingga Jerman. Salah satunya Rovco dan Alfresh sebagai salah satu produk unggulan Makuku Family. 

Produk Alfresh dan Rovco aman digunakan untuk membawa bekal makan ke sekolah. Makuku family juga memiliki beragam produk lain untuk ibu dan anak.

Selanjutnya: Permudah Kebutuhan Mahasiswa dan UMKM, ASUS Hadirkan ExpertBook B1400

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Tendi Mahadi
Terbaru