Pengertian dan Sejarah Ogoh-ogoh, Karya Seni Patung di Bali

Senin, 13 Maret 2023 | 16:13 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Pengertian dan Sejarah Ogoh-ogoh, Karya Seni Patung di Bali


AGAMA DAN KEPERCAYAAN - Hari Raya Nyepi 2023 jatuh pada Rabu, 22 Maret 2023. Nyepi berasal dari kata sepi yang berartu sunyi atau senyap. Sejarah Nyepi pun bermula dari kisah Raja Kaniskha I dari bangsa Saka terpilih di tahun 78 Masehi. 

Di Hari Nyepi ini biasanya umat Hindu melakukan instropeksi diri dengan menyepi selama 24 jam. Selain itu, salah satu prosesi dalam perayaan Nyepi adalah pawai ogoh-ogoh yang digelar pada malam pengerupukan atau sehari sebelum Nyepi. 

Lantas, seperti apa sejarah ogoh-ogoh di Bali dan kaitannya dengan Nyepi? 

Baca Juga: Perhatikan! Ini 4 Hal Yang Boleh Dilakukan Saat Merayakan Hari Raya Nyepi di Bali

Apa itu ogoh-ogoh? 

Ogoh-ogoh Sambut Hari Raya Nyepi

Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan. 

Dirangkum dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bhuta Kala dalam ogoh-ogoh adalah digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, biasanya dalam wujud Rakshasa.

Selain wujud Rakshasa, ogoh-ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk yang hidup di Mayapada, Syurga dan Naraka. 

Di antaranya naga, gajah, widyadari, bahkan dalam perkembangannya ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin dunia, artis atau tokoh agama bahkan penjahat.

Baca Juga: Barongsai, reog, ogoh-ogoh isi Kita Indonesia

Sejarah ogoh-ogoh di Hari Raya Nyepi 

Ogoh-ogoh sebetulnya tidak memiliki hubungan langsung dengan upacara Hari Raya Nyepi. 

Namun, sejarah ogoh-ogoh di Hari Raya Nyepi yakni sejak tahun 1980-an, umat Hindu mengusung ogoh-ogoh yang dijadikan satu dengan acara mengelilingi desa dan membawa obor atau yang disebut acara ngerupuk. 

Baca Juga: Ogoh-ogoh mulai berjejer

Sebelum memulai pawai ogoh-ogoh para peserta upacara atau pawai biasanya melakukan minum-minuman keras traditional yang dikenal dengan nama arak. 

Pada umumnya ogoh-ogoh di arak menuju suatu tempat yang diberi nama sema (tempat persemayaman umat Hindu sebelum dibakar dan pada saat pembakaran mayat). Kemudian ogoh-ogoh yang sudah diarak mengelilingi desa tersebut dibakar.

Karena bukan sarana upacara, ogoh-ogoh itu diarak setelah upacara pokok selesai dengan diiringi irama gamelan khas Bali yang diberi nama bleganjur. 

Baca Juga: Barongsai, reog, ogoh-ogoh isi Kita Indonesia

Ogoh-ogoh murni sebagai cetusan rasa semarak untuk memeriahkan upacara ngerupuk. Karena tidak ada hubungannya dengan Hari Raya Nyepi, maka ogoh-ogoh tidak mutlak ada dalam upacara tersebut. 

Namun, ogoh-ogoh tetap boleh dibuat sebagai pelengkap kemeriahan upacara, misalnya berupa raksasa yang melambangkan Bhuta Kala.

Makna dan pelaksanaan Hari Raya Nyepi, terkait dengan pembakaran ogoh-ogoh ini merupakan lambang nyomia atau menetralisir Bhuta Kala, yaitu unsur-unsur kekuatan jahat.

Baca Juga: Ratusan umat Hindu di Jombang gelar pawai ogoh-ogoh

Fungsi ogoh-ogoh

Tawur Agung Kesanga di Pura Agung Wira Satya Bhuana

Fungsi ogoh-ogoh adalah sebagai representasi Bhuta Kala. Ogoh-ogoh dibuat menjelang Hari Raya Nyepi dan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari Pangrupukan, sehari sebelum Hari Nyepi.

Menurut para cendekiawan dan praktisi Hindu Dharma, proses ini melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dashyat. Kekuatan tersebut meliputi kekuatan Bhuana Agung (alam raya) dan Bhuana Alit (diri manusia). 

Baca Juga: Gelar perang api jelang Nyepi, Umat Hindu Lombok ingin pemilu damai

Dalam pandangan Tattwa (filsafat), kekuatan ini dapat mengantarkan makhluk hidup, khususnya manusia dan seluruh dunia menuju kebahagiaan atau kehancuran.

Semua ini tergantung pada niat luhur manusia, sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri dan seisi dunia.

Nah, itulah pengertian ogoh-ogoh adalah karya seni dalam Budaya Bali, sejarah ogoh-ogoh, dan fungsi ogoh-ogoh. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru