PROFIL - Siapa yang tidak kenal Mie Sedaap, SoKlin, Daia, maupun Giv? Produk-produk tersebut adalah milik Wings Group, perusahaan yang fokus dalam produk-produk rumah tangga, makanan, dan minuman.
Di balik Wings Group terdapat nama konglomerat Indonesia yakni Harjo Sutanto. Harjo Sutanto adalah pendiri dan pemilik Wings Group bersama rekannya Ferdinand Katuari.
Baca Juga: Jadi Yang Terbesar di Dunia, Pabrik Glico Group di Indonesia Akan Produksi Pocky
Dikutip dari Forbes, Harjo Sutanto masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia pada 2020 dengan total kekayaan mencapai US$ 530 juta per 9 Desember 2020. Sementara Eddy Katuari dan keluarganya berada di peringkat 49 dalam daftar orang terkaya di Indonesia 2022 versi Forbes.
Total kekayaan Eddy Katuari dan keluarganya mencapai US$ 930 juta per 7 Desember 2022. Perlu diketahui bahwa Eddy Katuari mengambil alih Wings pada 2004 setelah ayahnya Ferdinand Katuari meninggal.
Lantas, seperti apa sejarah Wings dan bagaimana kisahnya hingga produknya dapat berjaya di Indonesia?
Baca Juga: Cuan Tebal dari Bisnis Pengendalian Hama, BIsnisnya Berumur Panjang
Sejarah dan perjalanan Wings Group
Wings Group adalah salah satu nama perusahaan yang terkenal dan terpercaya di Indonesia. Produk-produk Wings Group menemani keluarga Indonesia di setiap lini.
Mulai dari kebutuhan produk rumah tangga, perawatan pribadi, sabun cuci piring, makanan, hingga minuman. Wings telah menemani keluarga Indonesia selama lebih dari 70 tahun.
Inovasi dan mengikuti perubahan selera konsumen telah membuat Wings tetap berada di garis depan pasar barang konsumsi. Sebelum menjadi perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FCMG) terkemuka di Indonesia, Wings dirintis oleh dua sahabat dengan berjualan sabun dari pintu ke pintu.
Baca Juga: SoKlin Softener Ajak Masyarakat Beraktivitas di Luar karena Berkeringat itu Asik!
FMCG sendiri adalah produk sehari-hari dengan volume penjualan tinggi dan harga relatif rendah, seperti roti, minuman ringan, pasta, produk sanitasi, baterai, susu, dan beberapa produk makanan.
Dirangkum dari laman resmi Wings, sejarah Wings dimulai pada 1948 ketika Harjo Sutanto (Om Tan) pindah dari Tulungagung ke Surabaya dan Johanes F. Katuari (Om Oen) pindah dari Yogyakarta ke Surabaya untuk mulai membangun pabrik sabun bernama Fa Thong Fat. Nama tersebut artinya sukses dan makmur bersama-sama.
Produk pertamanya adalah sabun batangan bernama Wings Soap yang diproduksi di Jalan Kalisosok Kidul No.2 Surabaya oleh enam pekerja.
Sabun batangan Wings tersebut dipasarkan secara langsung dari rumah ke rumah menggunakan sepeda. Setelah itu, keduanya mulai menjual produknya di pasar lewat agen dan warung-warung di Jawa Timur.
Baca Juga: Sejarah Deterjen dan Kisah SoKlin, Merek Deterjen Lokal di Indonesia
Kemudian, pada 1971, produk sabun deterjen krim EKONOMI lahir dan direspon positif oleh pasar. Momentum ini dimaksimalkan dengan berbagai strategi.
Diantaranya menambah titik distribusi, layanan purna jual yang efisien dan moderen, menambah armada distribusi, promosi yang intensif dengan iklan, serta pameran dan acara penjualan.
Pada 1974, kantor marketing pun dibuka di Jakarta tepatnya di Jalan Cempaka Putih. Kantor ini dipimpin oleh Teddy Jeffrey Katuari dengan 3 karyawan dan 1 mobil distribusi. Pada 1976, pabrik PT Sayap Mas Utama mulai beroperasi dengan memproduksi sabun dan kemasannya.
Pada 1980 adalah momentum Wings Group berekspansi secara masif dengan membangun pabrik baru serta membuat titik distribusi di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Yayasan WINGS Peduli, UI & RSUI Ciptakan Healing Garden guna Taman Penyembuhan Alami
Berkompetisi dengan produk pesaing Wings di pasar
Saat Wings pertama kali memproduksi sabun batangan, sabun batangan Sunlight milik Unilever masih merajai pasar sabun cuci di kalangan orang kaya. Namun, ternyata, sabun batangan Wings laku keras di pasar tradisional dan kampung-kampung.
Sejak itu, Wings bertekad membuat pabrik pembersih berkualitas terbesar di Indonesia dengan harga lebih murah. Hal itu untuk melayani kalangan menengah ke bawah yang terbukti menghasilkan permintaan pasar yang luar biasa.
Sehingga, Wings pun membangun unit produksi di Wonocolo, Surabaya. Pabrik kedua didirikan di Jakarta di bawah bendera PT Sayap Mas Utama.
Baca Juga: Yayasan WINGS Peduli Donasikan Produk Cuci Piring untuk Pengungsi Cianjur
Di situ diproduksi sabun mandi, sabun cuci bubuk dan batangan, maupun pembersih lantai. Kemudian, PT Lionindo Jaya bersama Lion Corporation dari Jepang memproduksi merek Emeron, Page One, Ciptadent, dan Mama Lemon.
Produknya berupa sampo, produk perawatan tubuh, pasta gigi, dan cairan pencuci piring. Selanjutnya, PT Wings Surya memperluas pabriknya di Driyorejo, Gresik dengan kapasitas empat kali lipat dan mempekerjakan sekitar 12.000 karyawan.
Selain itu, Wings juga bekerja sama dengan Glico yakni produsen snack dan es krim terbesar di Jepang sehingga menghasilkan Glico Wings.
Glico Wings memproduksi es krim dengan merek Haku, Waku Waku, Frost Bite dan J-Cone, sedangkan Calbee Wings memproduksi makanan ringan dengan merek Potabee, Krisbee, dan Japota.
Baca Juga: Royale by SoKlin Lavender Vanilla Ajak Ibu Rileks Sejenak di Tengah Aktivitas
Strategi me-too Wings
Wings adalah produsen produk konsumsi lokal yang agresif. Dengan strategi "me-too", perusahaan meniru apa saja yang dikeluarkan oleh raksasa Unilever tapi dengan banderol harga lebih murah.
Ketika Unilever gencar mempromosikan Rinso, Wings mengganggunya dengan SoKlin. Produk-produk Unilever lainnya seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Sunsilk, Sunlight Cair, SuperPell, masing-masing diikuti oleh Wings dengan menciptakan Ciptadent, Giv, Nuvo, Emeron, Mama Lemon, Ekonomi, dan SoKlin.
Baca Juga: Bantuan dan Dedikasi Yayasan WINGS Peduli Raih Penghargaan Pemerintah lewat Kemensos
Dikutip dari buku "45 Kisah Bisnis Top Pilihan" (2006) oleh Ari Satriyo Wibowo, dengan cara itu jika Unilever berhasil menguasai pangsa pasar setiap produk rata-rata 50%, Grup Wings mampu mencuri pangsa pasar paling sedikit 10% hingga 15%.
Meski begitu, Wings juga tidak bisa selamanya bergantung pada harga rendah. Salah satu variabel yang bisa menjadi pertanda kualitas yang penting adalah harga.
Untuk itu, Wings telah mengeluarkan produk premium pada jalur produk yang telah mapan yakni Royale Parfum Series by So Klin. Royale Parfum Series by So Klin adalah pelembut pakaian konsentrat premium dengan keharuman mewah dengan wangi yang tahan lama.
Baca Juga: SoKlin Antisep Luncurkan Kampanye Indonesia Sehat Berseri
Ekspansi ke produk makanan dan minuman
Wings Group juga menjadi perusahaan yang ditakuti para pemimpin pasar saat ini. Setelah sukses mengganggu pasar produsen produk konsumsi raksasa Unilever selama puluhan tahun, Wings melakukan ekspansi ke industri makanan dan minuman.
Pada 2003, Wings meluncurkan produk Mie Sedaap yang berkompetisi langsung dengan Indomie produksi dari Indofood. Dikutip dari buku "Bisnis Salim Group: Berebut Pasar Mi dan Sabun" (2020) oleh Pusat Data dan Analisa Tempo, sebelum hadirnya Mie Sedaap, pangsa pasar mi instan milik Grup Salim itu mencapai lebih dari 90%.
Setelah Wings mengenalkan Mie Sedaap, kedigdayaan Indofood berangsur menurun. Ketua Asosiasi Roti, Biskuit, dan Mi Instan, Sribugo Suratmo mengatakan, kesuksesan Wings merilis Mie Sedaap karena penguasaan bahan baku serta pemanfaatan distribusi produk sabun dan detergen.
Baca Juga: Grup Victoria Punya Gawe, Begini Sulur Bisnis Keluarga Tanojo
Hitungan Asosiasi Produsen Roti, Biskuit, dan Mi Instan menyebutkan permintaan mi cepat saji diprediksi mencapai 16 miliar bungkus pada 2020.
Jumlah ini lebih besar ketimbang permintaan tahun sebelumnya sebesar 13,2 miliar bungkus. Jika harga mi instan dipukul rata Rp 2.000 per bungkus, valuasi pasarnya tahun lalu mencapai Rp 26,4 triliun.
Dari valuasi tersebut, hitungan Sribugo, ceruk pasar Indofood berada pada kisaran 50-60%, Grup Wings sekitar 20%, dan sisanya diperebutkan merek lain, termasuk produk impor.
Baca Juga: Peringati Hari Dokter Nasional, JD.ID Wujudkan Aksi Nyata dalam Tingkatkan Kesehatan
Merek populer di Indonesia
Beberapa merek Wings Group berhasil bersaing dengan kompetitornya. Kantar Indonesia Worldpanel Division merilis Brand Footprint Indonesia 2022: Merek yang Banyak Dipilih Konsumen di Indonesia.
Hasilnya, dari 10 merek populer di Indonesia, Wings berhasil memasukkan SoKlin dan Mie Sedaap ke dalam daftar. Produk deterjen Wings yakni SoKlin berada di peringkat kedua, sementara Mie Sedaap berada di peringkat ketiga.
Baca Juga: Begini Tanggapan Wings Group Soal Penarikan Produk Mie Sedaap dari Market Hong Kong
Pada tahun sebelumnya, SoKlin dan Mie Sedaap juga berada di posisi kedua dan ketiga dalam daftar 10 Merek yang Banyak Dipilih Konsumen di Indonesia.
Brand Footprint adalah studi tahunan Kantar untuk mengukur merek mana yang paling dipilih konsumen. Meliputi segmen makanan, minuman, produk susu, perawatan rumah, serta perawatan tubuh.
Pemeringkatan Brand Footprint Indonesia mencakup 97% dari total rumah tangga di kota besar dan kota kecil yang merepresentasikan 68 juta rumah tangga.
Baca Juga: Lee Kuan Yew: Pendiri Singapura yang Jadi Perdana Menteri Terlama di Dunia
Dikutip dari Kontan.co.id (22/6/2021), Public Relations Head Wings Group Gabriella da Silva mengatakan, kunci utama Wings Group berkembang di tengah pandemi adalah melakukan adaptasi. Wings berinovasi, salah satunya merilis produk baru yang sesuai kebutuhan masyarakat saat ini.
Salah satu bentuk adaptasi Wings adalah melengkapi portofolio dengan berbagai produk healthcare, seperti masker medis WingsCare Protector dan disinfektan Wiz24.
Analis Philip Sekuritas Helen menilai, produk konsumer terpopuler merepresentasikan bisnis FCMG yang prospektif. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia menjadi sentimen positif bagi industri FCMG termasuk Wings.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News