WISATA - MOJOKERTO. Viral di media sosial (medsos) lokasi wisata Ranu Manduro di Dusun Manduro, Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, ditutup untuk umum sejak Jumat (28/2/2020).
Ranu Manduro yang mempesona para netizen sehingga berbondong-bondong berkunjung ke sana adalah padang savana di lokasi bekas area pertambangan pasir-batu.
PT Wira Bumi, pemilik lahan yang kini kondang dengan sebutan Ranu Manduro itu, kini telah menutup lokasi tersebut.
Baca Juga: Mulai hari ini, Garuda Indonesia Group beri diskon tiket ke 10 rute destinasi wisata
Pada papan pengumuman yang terpasang di pintu masuk menuju kawasan Ranu Manduro tertulis 'Dilarang Keras Wilayah Pertambangan Tanpa Izin'.
Kepala Desa Manduro Manggung Gajah, Eka Dwi Firmansyah, membenarkan bahwa kawasan padang rumput Ranu Manduro ditutup oleh pihak pemilik lahan.
"Iya ditutup PT Wira Bumi," ujarnya singkat saat dikonfirmasi SURYA.co.id, Minggu (1/3/2020).
Menurut Eka, warga telah berkomunikasi dengan pemilik lahan agar bersedia membuka kembali kawasan Ranu Manduro demi kepentingan warga.
Banyaknya pengunjung dari luar kota yang ingin menikmati pemandangan alam di Ranu Manduro akhir-akhir ini membuat warga bisa menuai penghasilan.
"Saya masih bantu warga minta izin perusahaan di Surabaya," ungkapnya.
Baca Juga: Diskon tiket pesawat hingga 50% mulai berlaku hari ini
Ranu Manduro viral di media sosial beberapa waktu lalu karena pemandangannya yang indah. Lokasi ini bahkan disebut-sebut mirip dengan kawasan perbukitan di New Zealand.
Kemudian, pengunjung dari luar kota datang berboncong-bondong ingin menyaksikan keindahan alam Ranu Manduro di musim penghujan.
Sementara itu, belum ada keterangan resmi dari pemilik lahan terkait penutupan kawasan Ranu Manduro.
Namun, penutupan ini dilakukan satu hari setelah tim Divisi Pariwisata dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Pemkab Mojokerto datang langsung meninjau lokasi Ranu Manduro.
Kepala Disparpora Kabupaten Mojokerto Amat Susilo membantah bahwa Pemkab Mojokerto telah menutup kawasan Ranu Manduro.
"Itu bukan dari Pemkab Mojokerto, kelihatannya (ditutup) yang punya lahan," ungkapnya menanggapi penutupan Ranu Manduro.
Baca Juga: Tahun depan, Menhub janji mulai mengembangkan Bandara Matohara Wakatobi
Namun, dari kajian di lapangan, pemerintah kabupaten memastikan bahwa lahan Ranu Manduro merupakan milik perusahaan swasta.
"Iya mas itu ternyata lahan milik swasta kalau dijadikan tempat wisata ya terserah saja, namun agar segera diurus perizinannya," tutur Amat menjelaskan status laham Ranu Manduro.
Pemkab, lanjut dia, tidak melarang kunjungan warga ke Ranu Manduro. Hanya saja, para pengunjung harus waspada dan berhati-hati lantaran tempat itu merupakan lokasi bekas tambang.
"Untuk pengunjung juga harus hati-hati karena bekas galian dikhawatirkan tanahnya masih labil apalagi sekarang cuaca hujan masih ekstrem," ujarnya.
Baca Juga: Demi selamatkan ekonomi dari efek corona, pemerintah kucurkan dana Rp 10 triliun
Kalaupun dibuka untuk menjadi tempat wisata, Amat menegaskan, pengelola harus segera mengurus perizinannya.
"Terserah yang punya lahan kalau akan dijadikan wisata harus mengurus perizinannya," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul VIDEO VIRAL Ranu Manduro Mojokerto Dipadati Pengunjung, Wisata Feeling Good Kini Ditutup, Mengapa?
(Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi, Editor: Adrianus Adhi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News