Saat digitalisasi menjadi bagian dari strategi bisnis

Senin, 20 September 2021 | 10:17 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Saat digitalisasi menjadi bagian dari strategi bisnis

ILUSTRASI. Saat digitalisasi menjadi bagian dari strategi bisnis


Ia mencontohkan raksasa kosmetik L’Oreal sebagai salah satu perusahaan yang sukses memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan pengalaman pelanggan. Perusahaan mengakuisisi perusahaan uji coba make up berbasis AR dari Toronto - Modiface yang sebelumnya sudah bekerjasama dengan banyak pesaingnya. 

Dengan mengakuisisi Modiface, L’Oreal memiliki solusi go-to untuk merek besar, memposisikan diri mereka sebagai yang terdepan dalam hal penggunaan AR di industri kecantikan dan memaksa pesaingnya untuk menggunakan solusi yang lain yang lebih sederhana. 

“Aplikasi tersebut memungkinkan pelangan untuk mencoba beragam lipstick, merubah gaya rambut mereka, menggunakan maskara tanpa harus membeli produk terlebih dahulu,” kata Kayande.

Menurutnya, bagian terbaiknya adalah ketika wanita bisa mencoba produk-produk tersebut sebelum memutuskan untuk membeli dan hal ini membuat L’Oreal bisa mengumpulkan data yang bisa menjadi masukan terhadap produk mana yang harus digenjot.

Baca Juga: Ini perkembangan transaksi remitansi di BRI, Bank Mandiri dan BCA

“Ini adalah contoh win-win yang besar tentang bagaimana membuat kehidupan pelanggan lebih mudah di masa depan,” tambah dia. “Itu adalah jantung atau inti dari memiliki strategi yang bagus.”

Bagi perusahaan yang memulai journey digital mereka, ide utama yang perlu mereka pertahankan adalah bahwa digitalisasi berarti menjadi berhasil secara komersil tidak hanya untuk satu tahun atau kuartal tertentu, tapi berhasil untuk masa depan. 

“Bagian yang paling sering perusahaan mengalami salah langkah adalah mereka banyak berbicara mengenai menjadi pelaku bisnis yang lebih baik tapi yang sesungguhnya mereka harapkan adalah menjadi pelaku bisnis yang lebih murah,” kata Kayande.

“Pandangan dunia saya adalah tentang melakukan bisnis yang lebih baik untuk pelanggan anda, bukan melakukan hal-hal yang lebih murah,”pungkasnya.

Selanjutnya: Jumlah fintech lending di Indonesia sudah berkurang 42 sepanjang 2021, ini alasannya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru