Desa Trunyan di Bali, banyak jenazah berjejer rapi tanpa dikubur

Senin, 15 Maret 2021 | 11:54 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Desa Trunyan di Bali, banyak jenazah berjejer rapi tanpa dikubur

ILUSTRASI. Pohon Trunyan di Desa Trunyan


Pohon tersebut ternyata ditunggu oleh seorang dewi cantik jelita yang duduk sendirian. Pangeran sulung terpesona dan ingin memperisteri sang dewi. 

Lamaran tersebut diterima sang dewi dan bersedia menerima syarat untuk menjadi pemimpin desa mendapatkan gelar Ratu Sakti Pancering Jagat, sedangkan istrinya bergelar Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar.

Ratu Sakti Pancering Jagat kemudian menjadi dewa tertinggi orang Trunyan, sedangkan istrinya menjadi Dewi Danau Batur yang samapai sekarang dipercaya sebagai penguasa danau tersebut. 

Sang raja yang ingin melindungi desa dan rakyatnya dari serangan orang luar membuat titah menghilangkan bau wangi pohon Taru Menyan dengan tidak menguburkan jenazah-jenazah tapi dibiarkan di dekat pohon Taru Menyan. 

Lambat laun bau wangi tidak tercium semerbak lagi dan hanya tercium bila kita berada di sekitar area pemakaman.

Selanjutnya: WNA yang langgar prokes di Bali bisa kena denda Rp 1 juta, WNI kena Rp 100.00

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani
Terbaru