PARENTING - Pendidikan yang baik merupakan salah satu pintu untuk meraih kesuksesan di masa depan. Hal ini membuat banyak orang tua berlomba-lomba menyekolahkan buah hati mereka ke sekolah berkualitas.
Namun, sekolah yang mahal bukan menjadi faktor utama penentu kesuksesan anak di masa depan.
Mengutip situs BPK Penabur, psikolog sekaligus ahli parenting, Michele Borba, menyebutkan ada beberapa faktor yang menentukan kesuksesan anak.
Ia mengatakan ketekunan merupakan kemampuan pertama yang dapat mendukung kesuksesan anak. Agar si kecil bisa mempunyai kemampuan tersebut, tugas orangtua adalah mendorongnya mengembangkan sifat-sifat yang akan membantu ia menjadi sukses.
Baca Juga: 6 Hal Ini Bisa Jadi Penyebab Lamaran Kerja Ditolak HRD, Catat Apa Saja
Borba menjelaskan, anak-anak yang tekun dan tidak mudah menyerah mempunyai kepercayaan diri yang tinggi bahwa usahanya akan menghasilkan hasil baik.
Dengan demikian, anak tetap termotivasi untuk menyelesaikan apa yang ia mulai dan bekerja keras, walaupun menemui banyak kendala pada prosesnya.
Merangkum situs BPK Penabur, di bawah ini lima cara lain yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu anak mengembangkan ketekunan.
Melatih tekad berjuang dan tidak mudah putus asa
Cara pertama untuk mengembangkan ketekunan adalah adalah menjauhkannya dari faktor-faktor yang dapat membuat anak mudah putus asa dan tidak tekun.
Ada beberapa metode yang bisa dilakukan orangtua, misalnya tidak memberi tekanan pada anak untuk selalu berhasil, selalu mengapresiasi usahanya, beri pemahaman bahwa kesuksesan hanyalah sementara, dan pahami tingkat kemampuan si kecil.
Memberikan apresiasi
Seorang Psikolog dari Stanford, Carol Dweck membuktikan bahwa kecerdasan anak cenderung tidak bertahan saat kepintarannya dipuji.
Karena, anak merasa cepat puas. Namun, anak merasa lebih termotivasi dan berusaha keras saat ia dipuji atas usahanya, bukan hasilnya.
Menurut Dweck, memuji usaha si kecil, bukan hasil yang didapatkan anak yang dapat mengembangkan ketekunan mereka. Selain itu, jika usaha si kecil dipuji, anak akan termotivasi untuk sukses tanpa meminta imbalan, seperti hadiah.
Memberi waktu istirahat
Ketika anak terlihat ingin menyerah dan lelah saat sedang mengerjakan sesuatu, Anda bisa membiarkanya untuk istirahat.
Orangtua bisa meletakkan timer untuk mengatur waktu mereka beraktivitas dan beristirahat. Cara ini dilakukan agar ia bisa memahami bahwa melakukan sesuatu hingga kelelahan tidaklah baik.
Baca Juga: 2 Hal Ini Bikin Auto Gagal dan Blacklist dari Rekrutmen Bersama BUMN 2023, Apa Saja?
Jelaskan bahwa mereka hanya perlu melakukan kegiatan tersebut sampai waktu habis. Setelah itu, minta anak untuk beristirahat sebelum mengatur lagi timer untuk beraktivitas. Dengan begitu, anak akan semakin mudah terbagi fokusnya.
Melatih kemandirian
Borba menyarankan orangtua agar tidak terlalu sering membantu si kecil untuk membantu hal-hal yang bisa mereka lakukan sendiri. Ajarkan kemandirian sejak dini pada anak.
Penulis buku "Thrivers: The Surprising Reasons Why Some Kids Struggle and Others Shine" tersebut mengatakan, saat orangtua melakukan sesuatu untuk si kecil, mereka akan semakin bergantung pada orangtua dan tidak terbiasa mandiri.
Memvalidasi perasaan anak
Saat anak mulai menyerah, itu mungkin karena ia tidak bisa menemukan jalan keluar dari masalahnya.
Jika itu terjadi, usahakan untuk validasi perasaan anak dengan meyakinkan bahwa itu merupakan perasaan yang normal. Ajak ia untuk istirahat supaya perasaannya lebih tenang.
Setelah itu, bantu anak mengetahui kesalahan yang menghalanginya saat melakukan sesuatu. Apabila sudah menemukan masalahnya, bantu anak untuk mengatasinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News