Sempat Diwarnai Kontroversi, Imane Khelif Ahirnya Raih Medali Emas di Olimpiade Paris

Sabtu, 10 Agustus 2024 | 07:29 WIB Sumber: Reuters
Sempat Diwarnai Kontroversi, Imane Khelif Ahirnya Raih Medali Emas di Olimpiade Paris

ILUSTRASI. Imane Khelif, petinju wanita asal Algeria, berhasil meraih medali emas di cabang tinju kelas welter putri pada Olimpiade Paris 2024. REUTERS/Isabel Infantes


OLIMPIADE PARIS 2024 - JAKARTA. Imane Khelif, petinju wanita asal Algeria, berhasil meraih medali emas di cabang tinju kelas welter putri pada Olimpiade Paris 2024.

Kemenangan ini tidak hanya menandai pencapaian besar dalam karier Khelif, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya memperjuangkan hak dan pengakuan di tengah kontroversi gender yang sedang berlangsung.

Khelif mengalahkan petinju China, Yang Liu, dengan keputusan bulat juri, memantapkan posisinya sebagai juara Olimpiade dan mencatatkan namanya dalam sejarah tinju.

Sejarah dan Pencapaian Khelif

Imane Khelif sebelumnya meraih medali perak di Kejuaraan Dunia 2022, dan kini menjadi petinju wanita pertama dari Algeria yang meraih gelar juara Olimpiade. Selain itu, ia juga menjadi petinju Algeria pertama yang meraih medali emas sejak Hocine Soltani pada Olimpiade Atlanta 1996.

Dalam wawancara setelah pertandingan, Khelif mengungkapkan rasa bahagianya yang mendalam. "Ini adalah impian saya. Selama delapan tahun, impian ini terwujud. Saya juara Olimpiade, medali emas. Saya sangat bahagia. Delapan tahun saya bekerja keras," ujarnya.

Baca Juga: Kontroversi Menggelayuti Pelaksanaan Tinju Wanita di Olimpiade Paris 2024

Kontroversi Gender dalam Olahraga

Kemenangan Khelif di Paris 2024 menjadi sorotan utama tidak hanya karena prestasinya di ring tinju, tetapi juga karena kontroversi seputar gender yang menyertainya. Khelif dan petinju Taiwan, Lin Yu-ting, menjadi pusat perhatian terkait masalah gender di Paris, yang telah mendominasi berita dan diskusi di media sosial.

Pada tahun 2023, Khelif dan Lin dikenai sanksi oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA) yang menyatakan bahwa mereka tidak memenuhi syarat karena tes gender. Namun, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menerapkan aturan kelayakan tinju yang sama seperti pada Olimpiade 2016 dan 2021, tanpa melibatkan tes gender.

"Saya adalah wanita seperti wanita lainnya. Saya dilahirkan sebagai wanita dan telah hidup sebagai wanita. Namun, ada musuh kesuksesan yang tidak bisa menerima keberhasilan saya," kata Khelif dalam konferensi pers.

Pernyataan ini menunjukkan keteguhan Khelif dalam menghadapi kritik dan kontroversi yang mengelilinginya.

Baca Juga: Medali Atlet Indonesia di Olimpiade Paris 2024 Bebas Bea Masuk

Dominasi dan Dukungan Publik

Pertandingan final tinju kelas welter putri memperlihatkan dominasi Khelif atas lawannya, Yang Liu. Khelif, dengan penampilan penuh percaya diri, berhasil menjaga jarak dan mengontrol pusat ring dengan teknik jab yang efektif.

Di babak kedua, Khelif mengirim Liu ke tali ring dengan pukulan hook kanan yang presisi, menambah tekanan pada lawan dan memperoleh dukungan yang kuat dari penonton di Court Philippe Chatrier, Roland Garros.

Penonton yang bersorak dan mengibarkan bendera dengan semangat tinggi menambah semarak suasana. Suara teriakan "Imane, Imane, Imane!" menggemuruh di arena, sementara Liu mendapatkan sorakan kurang simpatik.

Khelif menutup penampilannya dengan melompat turun dari ring dan melakukan shadow-boxing menuju tribun, disertai dengan lagu "Abdelkader" dari album terkenal "1,2,3 Soleil" oleh Cheb Khaled, Rachid Taha, dan Faudel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru