Jika mendengar istilah alkohol, semua orang pasti akan membayangkan minuman keras yang memabukkan, bukan sepotong ayam panggang atau sekerat steak. Padahal, alkohol dalam beragam bentuk sering juga digunakan dalam masakan, baik untuk bumbu rendaman, menumis, atau menjelma menjadi saus untuk steak maupun pasta.
Seperti apa rasanya jika Jack Daniels mampir di saus steak Anda? Yang pasti, Anda tidak bakal mengira sedang menyantap makanan beralkohol.
Ketimbang bereksperimen di dapur sendiri, sebaiknya cicipi saja aneka rasa makanan beralkohol di Alcoholics Bar & Grill yang terletak di Jalan Kemang Raya, Jakarta. Terdapat puluhan menu masakan barat, mulai dari Amerika hingga Italia, yang dimasak menggunakan alkohol sesuai dengan slogan mereka, "A Place Where You Can Eat Alcohol". "Semua masakan ini hasil eksperimen saya bertahun-tahun," kata Patrick Gunadi, Executive Chef Alcoholics Bar & Grill.
Patrick, yang pernah bekerja di bar dan restoran di Sydney, Australia, selama lima tahun ini belajar memasak secara otodidak. Menu masakan dengan alkohol ini hasil keisengannya mencampurkan minuman kesukaannya ke beragam bahan makanan seperti daging dan pasta. Karena suka dengan hasilnya, dia serius mencari dan membuat masakan baru dengan campuran alkohol.
"Alkohol meningkatkan rasa sebuah makanan, namun tidak semua jenis minuman beralkohol cocok untuk dicampurkan dalam makanan atau minuman," katanya. Patrick mencontohkan, red wine yang lebih sering digunakan dalam memasak daging merah, seperti sapi. Sementara white wine kerap dicampurkan dalam makanan laut, ikan, kerang dan sebagainya.
Dalam restoran dan bar berkapasitas 69 tempat duduk ini, Patrick menyajikan hidangan makanan dari Italia, seperti pizza dan pasta. Namun, tetap mencampurkan alkohol untuk bahan-bahannya. "Adonan roti pada pizza menggunakan bir agar lebih kering atau krispi setelah dipanggang," katanya. Sementara wine pada pasta menjadi resep asli Italia yang dipertahankannya.
Bebas rasa pahit
Makanan utama Alcoholics yang dijadikan andalan adalah Beer Can Chicken. Ayam utuh yang sudah dibumbui didudukkan di atas bir kaleng, kemudian dimasukkan dalam oven. Otomatis uap bir akan langsung masuk ke perut ayam. Hasilnya, daging ayamnya sangat lembab dan lembut sementara bagian luar terasa kering dan renyah. Jus kaldu dari ayam menjadi bumbu alami yang lezat, sama sekali tidak ada rasa pahit bir. "Uap bir membuat daging ayam lebih lembab dan lembut," kata Patrick.
Rasa bir juga tidak berbekas di dalam Guinness Burger. Daging cincang yang dicampur dengan bir membuat rasa dagingnya lebih gurih. Sementara bagi pecinta seafood, ada Seafood Mornay yang diolah dengan white wine. Tak ketinggalan, pecinta steak bisa mencicipi daging sapi pilihan yang dimarinasi dengan beragam liquor: bir, vodka, brandy, Jack Daniels atau yang lain.
Sementara untuk minuman, ada belasan koktail dan kopi beralkohol agar menghangatkan tubuh. Bob Marley misalnya, minuman berwarna merah, kuning dan hijau ini merupakan campuran pisang dan beragam liquor serta sirup. Lotus Martini juga jangan sampai dilewatkan, rasanya cocok buat penggemar minuman manis. "Kalau makan saja, dijamin tidak akan mabuk," kata Patrick, berpromosi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News