Setelah Piano, Danc(E)motion Jadi Festival Film Tari Pertama di Dunia dengan NFT

Selasa, 24 Mei 2022 | 10:35 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Setelah Piano, Danc(E)motion Jadi Festival Film Tari Pertama di Dunia dengan NFT

ILUSTRASI. Danc(E)motion 2022


MUSIK -  JAKARTA. Dunia NFT di Indonesia sedang naik daun. Setelah pianis & komponis Ananda Sukarlan sukses menyelenggarakan kompetisi piano NFT pertama di dunia bersama Metaroid, kini marketplace bikinan anak bangsa ini akan bekerjasama dengan festival dance film (film tari) "danc(E)motion" yang pertama di dunia meng-NFT-kan para pemenangnya juga di marketplace metaroid.io.

Metaroid menggunakan format NFT mutakhir, yaitu 1155 yang memungkinkan sebuah aset digital beserta eksemplar otentiknya dapat diatur jumlahnya. Salah satu bentuk konkretnya misalnya musisi dapat dengan mudah mencetak satu album lengkap berisikan beberapa objek digitalnya dalam satu folder.

Dengan format ini, seorang kreator dapat menghasilkan satu aset digital langka yang dapat ditransaksikan menjadi ribuan aset digital terbatas. 
Seperti 1 buah karya CD musik yang dapat didistribusikan menjadi berjuta-juta kopi yang masih berlisensi. 

Berbeda dari platform NFT lainnya, satu NFT yang dicetak di Metaroid akan dibuat menjadi sebuah folder yang terdiri dari seluruh dokumen lisensi berserta dengan karyanya.

Baca Juga: Mengenal NFT, yang Bikin Ghozali Viral dan Jadi Miliarder

Dengan keunggulan ini, kini Metaroid menggunakan kecanggihan ini bukan hanya untuk audio tapi juga visual, yaitu berupa film tari. 

Mengutip siaran pers Ananda Sukarlan, Senin (23/5), Festival danc(E)motion yang telah "bangkit dari mati surinya" sejak pandemi 2020 adalah hasil inisiatif koreografer, manajer seni dan direktur Ananda Sukarlan Center for Music and Dance, Chendra Panatan. 

Festival ini adalah untuk solo performer (koreographer/penari) atau group dan bekerjasama dengan 1 komposer dan 1 film director. Yang terpenting dalam penciptaan karya film tari ini adalah kolaborasi artistik antara 3 disiplin seni tersebut.  

Untuk karya musik yang digunakan dalam film tari ini harus asli atau jika menggunakan karya musik yang sudah ada, harus ada surat pernyataan atau ijin tertulis dari komposernya yang menyatakan bahwa karya musik tersebut sudah mendapatkan ijin untuk digunakan dalam karya film tari tersebut, karena NFT praktis adalah lisensi keaslian karya yang sangat transparan di dunia blockchain.

Juri tahun ini terdiri dari penari/aktris Nungki Kusumastuti, sutradara Sonny Gumelar dan pianis/komponis Ananda Sukarlan. Nungki Kusumastuti lulus S1 dan S2 dari Institut Kesenian Jakarta dalam bidang Antropologi Tari dan Budaya, serta S3 dalam ilmu Sejarah dari Universitas Indonesia. 

Baca Juga: Metaroid, NFT Marketplace dengan Fitur Media Sosial Pertama di Indonesia

Editor: Noverius Laoli

Terbaru