Siapa penguasa pasar smartphone di Indonesia, Samsung atau Oppo?

Minggu, 24 November 2019 | 09:27 WIB Sumber: Kompas.com
Siapa penguasa pasar smartphone di Indonesia, Samsung atau Oppo?

ILUSTRASI. Pengunjung mengamati produk ponsel di gerai GraPARI, Jakarta, Selasa (30/7). Lembaga riset pasar IDC mengeluarkan laporan angka pengiriman smartphone di Indonesia untuk kuartal-III 2019. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/30/07/2019


SMARTPHONE / PONSEL PINTAR - JAKARTA. Lembaga riset pasar IDC mengeluarkan laporan angka pengiriman smartphone di Indonesia untuk kuartal-III 2019. Data di dalamnya menyebutkan bahwa Samsung sudah tergeser ke posisi tiga, oleh Oppo dan Vivo, yang masing-masing menduduki urutan pertama dan kedua soal jumlah shipment. 

Padahal, pada kuartal sebelumnya, Samsung masih bertengger di puncak pengiriman smartphone Indonesia, menurut lembaga riset yang sama. 

Baca Juga: Tekan biaya untuk bersaing dengan produsen ponsel murah, Samsung produksi di China

Pekan ini, Samsung Indonesia bereaksi dengan mengklaim bahwa pangsa ponsel pintarnya masih nomor satu di Tanah Air. IM Business Vice President Samsung Electronics Indonesia, Bernard Ang mengutip data firma riset lain, yakni GfK, untuk memperkuat argumennya. 

Laporan GfK menyebutkan bahwa market share Samsung untuk kuartal III-2019 berada di kisaran 42% di posisi pertama. 

“Ini yang menunjukkan bahwa setengah dari konsumen Indonesia masih memiliki apresiasi dan kepercayaan yang tinggi terhadap inovasi kami,” ujar Bernard kepada KompasTekno di Jakarta, Rabu (20/11). 

Angka tersebut berbeda cukup jauh dengan data IDC yang mendudukkan Samsung di urutan ketiga, dengan pangsa pasar 19,4%, untuk pengapalan pada kuartal III-2019 di Indonesia. 

Berdasarkan laporan IDC untuk periode tersebut, pengapalan terbanyak dikuasai oleh Oppo dengan pangsa pasar 26,2%, disusul oleh Vivo dengan 22,8%. 

Baca Juga: Asyik, iPhone 11, 11 Pro, dan 11 Pro Max resmi masuk Indonesia 6 Desember 2019

Kok bisa beda? 
Mengapa data IDC dan GfK soal pangsa pasar Samsung bisa bertolak belakang? Firma-firma riset pasar memang menggunakan cara sendiri dalam melakukan analisisnya. 

Analis IDC Indonesia Risky Febrian mengatakan, setiap firma riset memiliki metode berbeda, meski sama-sama menghitung pengiriman. “Kami melacak produk jadi yang keluar dari pabrik, yang akhirnya masuk ke distributor,” terang Risky ketika itu. 

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru