Sementara, riset GfK tidak menghitung angka pengiriman, melainkan jumlah smartphone yang terjual dari distributor kepada konsumen. Artinya, riset GfK dapat merepresentasikan berapa banyak jumlah ponsel suatu vendor yang terjual ke konsumen, pada kuartal tersebut.
Perbedaan lainnya, IDC merilis laporan risetnya ke publik, sementara GfK hanya memberikan laporannya untuk klien mereka, seperti Samsung Indonesia.
Baca Juga: Huawei Mate 30 Pro resmi dipasarkan di Indonesia, ini harganya
Laporan lembaga riset tentang pangsa pasar masing-masing vendor bukan kali ini saja berbeda. Pada kuartal II-2019 sebelumnya pun, sejumlah lembaga sempat memberikan data berlainan.
Pada periode tersebut, IDC masih mendudukkan Samsung di urutan pertama di Indonesia dengan pangsa 26,9%, disusul Oppo (21,5 %) dan Vivo (17%).
Namun, firma riset Canalys saat itu mengatakan bahwa posisi teratas ditempati Oppo dengan pangsa pasar 26%, diikuti Samsung di posisi kedua dengan 24%. (Oik Yusuf)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Samsung dan Oppo Saling Klaim Nomor Satu di Indonesia, Kok Bisa Sama?"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News