INDUSTRI PARIWISATA - JAKARTA. Status Tanjung Lesung, Banten sebagai daerah pasca bencana yang terdampak tsunami Selat Sunda, memiliki pengaruh besar terhadap kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara. Untuk itu, Kementerian Pariwisata berharap media bisa ikut berperan dalam mempromosikan Tanjung Lesung dan Selat Sunda yang sudah aman dikunjungi.
"Paling besar pengaruhnya dalam bencana adalah status daerah. Sebagai contoh, bencana meletusnya Gunung Agung di Bali. Bali bisa recover sektor pariwisatanya, setelah status bahaya dicabut. Saat status bahaya tersebut masih ada, China mengeluarkan travel warning, akhirnya wisman tidak ada yg datang ke Bali," ujar Arief.
Akibat travel warning tersebut, Bali kehilangan sekitar Rp 1,5 triliun. Setelah status bahaya dicabut, pada April 2018 sektor pariwisata Bali dinyatakan normal kembali.
Makanya, untuk mendongkrak pariwisata di Banten, "Saya minta, Banten jangan menetapkan status bahaya. Peran media juga sangat penting dan diperlukan untuk menyampaikan informasi Selat Sunda aman," kata Arief dalam keterangan resminya, Rabu (3/4).
Menpar menjelaskan sejak bencana tsunami Selat Sunda, okupansi hotel di Banten termasuk Anyer yang tidak terkena dampak menjadi rendah. Rata-rata okupansi Hotel di Banten, termasuk Tanjung Lesung, hanya mencapai 10%-30%.
KEK Tanjung Lesung ditargetkan mampu menarik 1 juta wisman atau setara dengan US$ 1 miliar.
Untuk mendatangkan wisatawan mancanegara, pembangunan bandara menurut Arief diperlukan di Banten. "Ada akses jalan tol itu baik karena mampu mempersingkat perjalanan wisatawan menjadi dua jam, tapi bandara Banten juga diperlukan.
Tanjung Lesung sebagai KEK seluas 1500 hektar mulai beroperasi pada Februari 2015 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2012 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung. Kawasan ini dikelola oleh PT Jababeka Group Tbk melalui anak usahanya PT Banten West Java (BWJ).
Untuk memikat wisatawan, KEK Tanjung Lesung sudah menyiapkan berbagai program menarik. "Dari Tanjung Lesung kita sedang mengembangkan program selain wisata pantai juga wisata desa. Kita juga mempersiapkan berbagai amenitas seperti beach club Lalassa," ujar Presiden Direktur PT Banten West Java (BWJ) Purnomo Siswoprasetijo selaku pihak pengelola KEK Tanjung Lesung.
Diharapkan berbagai program dan fasilitas baru yang dibangun di Tanjung Lesung dapat menarik dan menggaet wisatawan untuk berkunjung, sehingga pariwisata di kawasan KEK Tanjung Lesung kembali bergairah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News