Sinergi antar kementerian dilakukan untuk kembangkan wisata Danau Toba

Sabtu, 22 September 2018 | 13:15 WIB   Reporter: Jane Aprilyani
Sinergi antar kementerian dilakukan untuk kembangkan wisata Danau Toba

ILUSTRASI. Panorama Danau Toba dari Menara Pandang Tele, Samosir


WISATA - JAKARTA. Pengembangan kawasan Danau Toba sebagai satu dari 10 destinasi prioritas yang ditetapkan pemerintah untuk menjadi kawasan unggulan pariwisata tanah air terus dilakukan. Mulai dari penataan destinasi, infrastruktur, serta yang tidak kalah penting adalah pengembangan dan peningkatan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM).

Inilah yang menjadi dasar diluncurkannya Pilot Project Pengembangan Kewirausahaan di Sektor Pariwisata (Homestay dan Tour Guide) di Kabupaten Humbang Hasundutan, kawasan Danau Toba, Sumatra Utara, yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan didukung sejumlah kementerian/lembaga terkait, salah satunya Kementerian Pariwisata.

Melalui program ini nantinya Danau Toba diharapkan menjadi percontohan destinasi wisata kelas dunia, yang memaksimalkan peran masyarakat, khususnya dalam menopang industri kepariwisataan dengan berwirausaha.

Menteri Pariwiasata Arief Yahya menyebut dipilihnya Kabupaten Humbang Hasundutan, kawasan Danau Toba, sebagai lokasi Pilot Project, mempunyai potensi pariwisata yang besar. 

"Kawasan ini sangat indah, dan Presiden telah menetapkan 10 destinasi prioritas atau yang juga disebut sebagai 10 Bali Baru. Dari 10 destinasi itu empat destinasi yang menjadi super prioritas, yaitu Labuan Bajo, Mandalika, Borobudur dan Danau Toba sebagai yang utama," ujar Menteri Arief Yahya.

Dalam pilot project ini, Kementerian Pariwisata akan melakukan berbagai kegiatan antara lain bimbingan teknis pengelolaan homestay, gerakan sadar wisata, dan pengembangan pemasaran pariwisata sesuai standar ASEAN. "Serta penyusunan standar kurikulum pelatihan hospitality homestay," kata Menpar dalam siaran persnya, Sabtu (22/9).

Keunikan dari Pilot Project ini adalah menggunakan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi. "Terkoordinasi artinya, bukan hanya melibatkan Kementerian Pariwisata saja, namun juga kementerian terkait lainnya, agar pembangunan pariwisata dapat terintegrasi dan tidak parsial," terang Menpar.

Menurut Menpar Arief Yahya, ada delapan kementerian/lembaga terkait yang terlibat dalam pilot project ini. Salah satunya Kementerian Komunikasi dan Informasi yang akan melakukan pembuatan konten promosi homestay. 

Keberhasilan utama destinasi wisata dapat dilihat dari Homestay dan Tourist Guide yang juga harus didukung dengan infrastruktur memadai. Karena itu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi akan menyediakan antara lain pembangunan Homestay dan Gazebo Desa Wisata serta Penerangan Jalan Umum yang bisa menggunakan dana desa.

Selanjutnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan menyediakan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya dan Program Integrated Tourism Master Plan terkait infrasturktur dasar.

Kementerian Komunikasi dan Informasi selanjutnya juga akan menyiapkan, antara lain, intermediasi dengan provider telekomunikasi dan membantu intermediasi pelaku start-up pariwisata.

Kemudian Kementerian Koperasi dan UKM yang antara lain melakukan pelatihan kewirausahaan melalui gerakan kewirausahaan nasional (GKN) serta pelatihan dan uji kompetensi melalui SKKNI Bidang Pariwisata.

Lebih lanjut Menpar menjelaskan, berwirausaha tentunya akan membutuhkan modal. Untuk itu Kemenko Perekonomian akan melakukan dukungan pembiayaan untuk pengusaha homestay dan tourist guide dengan skema khusus Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor pariwisata melalui bank-bank penyalur, yaitu Bank BRI, Bank BNI dan Bank Mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Handoyo .
Terbaru