Terminal 3 Soetta jadi gerbang wisata Indonesia

Kamis, 28 Juli 2016 | 15:11 WIB Sumber: Antara
Terminal 3 Soetta jadi gerbang wisata Indonesia


JAKARTA. Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta akan menjadi Gerbang Pariwisata Indonesia (GPI) sekaligus 'panggung' yang menampilkan beragam potensi budaya Tanah Air. Branding 'budaya' coba ditonjolkan karena sisi itulah yang diminati oleh turis.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Terminal 3 Ultimate akan diangkat sebagai terminal hub atau terminal transit yang menghubungkan sekitar 35 negara. Jumlah ini memang masih terlampau jauh dari kapasitas Bandara Changi Singapura yang mampu menjadi hub bagi lebih dari 100 negara.

"Terminal 3 Ultimate akan menjadi internasional hub yang di-branding lewat pariwisata. Kita kalah jumlah karena slot pesawat yang kita punya memang tidak sebanyak Bandara Changi, oleh sebab itu kita akan mengutamakan pesawat berbadan lebar. Pesawat sekelas 333 (Airbus A330-300) dan Boeing 777 bisa mendarat di sini," kata Arief Yahya, saat kunjungan ke Terminal 3 Ultimate, Banten dikutip dari Indonesia.travel, Selasa (26/7).

Lanjut Arief Yahya, Terminal 3 Ultimate dipersiapkan untuk menjadi yang terbaik di regional. Kementerian Pariwisata mendukung ini karena tampilan bandara sangat penting. Bagaimanapun juga, kesan pertama turis terhadap suatu negara lahir dari penilaian mereka terhadap bandara negara tersebut.

"Bangsa ini dilihat dari bagaimana airportnya, airport yang buruk maka bangsanya buruk, begitu pula sebaliknya," tambah Arief Yahya.

Bandara Changi, menurut Arief Yahya, memang nyaman. Tapi bandara tersebut memiliki kelemahan yaitu tidak adanya budaya yang orisinil, dimana sisi tersebut justru begitu kaya di Indonesia. Arief Yahya mengatakan bahwa budaya merupakan suatu aspek yang diinginkan oleh customer. Indonesia memilikinya sehingga mengalahkan Changi relatif mudah, tentunya dengan strategi-strategi yang halus.

Di samping itu, Arief Yahya sangat optimis bahwa Terminal 3 Ultimate mampu membantu target wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.

"Masalah kita selama ini adalah akses. Salah satu solusinya adalah pengembangan lewat bandara ini karena 75 persen wisatawan mancanegara masuk melalui jalur udara, 24 persen melalui jalur laut yang mayoritas dari Kepri, sementara 1 persen dari jalur darat," lanjut Arief Yahya.

Editor: Yudho Winarto
Terbaru