Banyak pehobi olahraga hanya menekuni satu jenis olahraga saja. Misalnya berenang, bersepeda, dan berlari. Tapi, kini banyak orang menekuni triathlon yang menggabungkan ketiganya – renang, bersepeda, dan maraton – dalam satu rangkaian. Dan ternyata, olahraga yang berasal dari Prancis ini mulai populer di Indonesia.
Salah satu penggemarnya adalah Indra Uno. Pria berusia 44 tahun itu mengaku baru tertarik dengan triathlon awal tahun ini. Awalnya, ia hanya coba-coba atas ajak-an teman. "Sebelumnya saya sudah hobi bersepeda, sehingga saya ingin mencoba olahraga yang membutuhkan tingkat ketahanan yang tinggi ini," ujarnya.
Kemudian, ia mencoba ikut perlombaan Biznet Bali International Triathlon 2011, pada 26 Juni lalu, meski tidak menang. "Target saya adalah bisa finis," katanya. Karena masih penasaran, ia pun berencana mencoba lagi tahun depan.
Triathlon terdiri dari beberapa kelas, mulai dari kelas terendah yang disebut sprint sampai tertinggi: ultra distance. Untuk kelas sprint, atlet harus berenang sepanjang 750 m, lalu bersepeda 20 km, dan berlari sampai 50 km. Sedangkan kelas Ultra Distance terdiri dari berenang 3,8 km, bersepeda 180 km, dan maraton 42,2 km.
Kata Indra, atlet yang berhasil menyelesaikan kelas ultra distance dipanggil ironman. Maklum, kelas paling atas ini butuh stamina fisik luar biasa, sehingga orang yang berhasil menjalaninya dianggap berbadan besi. "Lombanya menuntut 8 jam. Saya sendiri masih kelas sprint," akunya.
Di Indonesia, penyuka triathlon berasal dari semua jenis umur, mulai dari usia remaja hingga lebih dari 40 tahun. Penyuka triathlon di sini kebanyakan berada di kelas sprint dan olympic (satu tingkat di atas sprint). "Di Bali, di kelas sprint itu ada sekitar 120–130 orang. Yang dari Indonesia kurang dari separuhnya," kata Indra.
Harus berlatih
Semua orang boleh ber-triathlon asalkan bisa berenang, berlari, dan bersepeda. Tapi patut dicatat: triathlon ini olahraga jarak jauh yang menekankan ketahanan tubuh. "Karena benar-benar diuji ketahanan fisik, bukan sekadar cepat-cepatan," terangnya.
Indra tak sendirian. Sang adik, Sandiaga Uno, juga menjajal triathlon supaya merasa lebih sehat. Ia mengawali triathlon dengan lari maraton."Sebelumnya saya sudah duathlon sehingga ingin mencoba triathlon," tuturnya. Cuma, ia baru akan ikut kompetisi tahun depan karena masih berlatih.
Setidaknya, seseorang harus berlatih selama 16 minggu–18 minggu sebelum berlomba. "Setiap kali latihan, butuh waktu sekitar 2 jam," kata Sandiaga. Karena sibuk, ia berlatih tiga kali seminggu saja.
Indra menimpali, latihan tidak harus tiap hari, tapi bisa diselingi sehari untuk beristirahat. Ia sendiri berlatih lima kali seminggu. Tiap Selasa ia berlatih sepeda dan lari, lalu Rabu dia berenang. "Hari Jumat itu lari atau renang, Sabtu berlatih lari, dan Minggu itu lari atau sepeda," ujarnya.
Baik Indra maupun Sandiaga menyewa pelatih. Biayanya bervariasi, sekitar ratusan ribu rupiah per latihan. Agar menghemat ongkos, sewa pelatih ini bisa dilakukan bersama-sama sekitar dua–tiga orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News