Sementara itu, Mesty mengakui masih banyak perempuan diperlakukan tidak adil dalam pekerjaan hanya karena jenis kelamin mereka.
Walau Mesty belum pernah mengalami diskriminasi di lingkungan kerja secara langsung, namun ia sering menghadapi bias karena penampilannya yang dianggap terlalu mencolok seperti ‘anak gaul’ sehingga ia dianggap tidak mampu berprestasi. Hal itu yang dialaminya ketika duduk di bangku sekolah dan kuliah, mengalami stereotyping terhadap penampilannya.
“Karena penampilan seperti itu, saya dianggap bukan orang pintar atau cerdas,” kenang Mesty sambil tertawa. Karena itu, ia mengingatkan pentingnya orang tua mengajarkan wawasan gender kepada anak-anak sesuai dengan tahap tumbuh kembang mereka.
Baca Juga: 5 Tempat Makan Burger Paling Enak di Bandung, Ada BBQ Mountain Boys Burger
“Anak-anak belajar bagaimana menghormati keragaman dan kesetaraan dengan melihat orang tua sebagai role model dari perilaku keseharian mereka,” tambah Mesty.
Flip didirikan oleh alumni Universitas Indonesia, yakni Rafi Putra Arriyan, Luqman Sungkar, dan Ginanjar Ibnu Solikhin, yang mulai membangun perusahaan ini sambil kuliah pada 2015. Pada akhir 2021, perusahaan rintisan ini memperoleh pendanaan Seri B senilai USD 48 juta yang dipimpin oleh Sequoia Capital India, Insight Partners, dan Insignia Ventures Partners.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News