Sehabis berjemur di Sanur, mampir di Warung Krishna

Senin, 30 Mei 2011 | 10:13 WIB Sumber: Mingguan KONTAN, 30 Mei - 5 Juni 2011
Sehabis berjemur di Sanur,  mampir di Warung Krishna


Sebagai tujuan wisata utama di Tanah Air, tentu Bali juga bertebaran sajian kuliner yang mengundang selera. Nah, salah satu pengundang selera itu adalah masakan ayam pecel kuah santan khas Bali di Warung Krishna, Pantai Sanur.

Buat Anda yang ingin menghabiskan cuti bersama pekan ini di Bali, jangan lewatkan untuk menikmati masakan khas daerah wisata ini. Karena Bali tak hanya menawarkan pemandangan alam atau seni yang memukau, kulinernya pun sangat layak untuk kita eksplorasi.

Banyak kawasan kuliner yang memang sudah kondang, sebutlah Jimbaran atau Candidasa. Tapi, bukan cuma itu. Masih ada yang layak untuk kita singgahi, yakni Warung Krishna. Ini kedai benar-benar Bali. Lihat saja menu utamanya: ayam pecel kuah yang asli Bali.

Cukup mudah untuk mencapai lokasi kedai ini. Patokannya, bila Anda datang dari arah Simpang Dewa Ruci, Kuta, ambil arah menuju Sanur. Kira-kira 3 km dari Simpang Dewa Ruci, di sebelah kiri jalan ada kantor Tunas Jaya Sanur. Maju sedikit dari kantor kontraktor itu, ada tikungan ke kiri bernama Jalan Tirta Nadi. Ikuti jalan ini hingga Anda melewati SMK 3 Denpasar dan ketemu pertigaan. Lantas, arahkan kendaraan Anda belok ke kiri. Kurang lebih 10 meter dari pertigaan, atau tepatnya di Jalan Kutat Lestari Nomor 4, Sanur, di situlah letak Warung Krishna.

Masih bingung juga? Ya, jangan malu bertanya karena kedai ini sudah lumayan kondang lantaran sudah berdiri sejak 1999 silam. Yang jelas, tampilan depan kedai milik pasangan Nyoman Weda dan Wayan Ariani ini tidak mencolok karena tidak memasang papan nama, bahkan bagian depan warung ditutupi pepohonan.

Menurut si empunya kedai, pepohonan itu dibiarkan rimbun agar suasana lebih nyaman. Selain itu, pepohonan sengaja ditanam untuk menutupi pembeli yang lagi asyik mengudap. Maklum, desain kedai ini mirip wantilan (tempat pertemuan adat Bali), jadi tanpa tembok.

Selain tempat nan khas Bali, tentu masakan di kedai ini juga khas. Sayang, tidak ada daftar menu di meja. Tapi jangan khawatir, begitu Anda duduk, pelayan langsung menanyakan pesanan. Jangan pula bingung karena masakan di sini hanya ada satu, yakni ayam pecel kuah. Hanya saja pecel ayam kuah ini bisa disajikan dengan bubur, nasi, atau tipat atau ketupat.

Buat Anda yang masih penasaran dengan ayam pecel kuah, masakan khas Bali ini bukan berupa ayam goreng atau ayam bakar dipenyet bersama sambal kemudian disiram kuah. Ayam pecel bali memang berbeda dengan pecel ayam. Perbedaan itu sudah tampak dari proses memasak dan bahan baku.

Bumbu lengkap

Begini cara membuat ayam pecel kuah. Ayam yang sudah dibersihkan terlebih dulu dibakar dengan serabut kelapa. Setelah itu ayam dicampur bumbu genep atau bumbu lengkap, yang terdiri atas lengkuas, jahe, kunir, merica, dan lombok. Setelah itu barulah disajikan di piring. “Makanya banyak pelanggan yang kesini bilang rempahnya terasa sekali, dan kuahnya segar,” ujar Nyoman Weda.

Ayam yang disajikan biasanya tidak berukuran utuh, melainkan potongan kecil-kecil. Ayam tersebut dicampur dengan sayur urap, telur, sambal matah khas Bali serta sate ayam lilit. Agar tidak membuat tersedak, guyur saja ayam yang sudah berbaur dengan sayuran, sambal, dan telur itu dengan kuah santan berbumbu kunyit. Rasanya benar-benar mantap.

Tentu Warung Krishna tak hanya menyediakan pecel ayam kuah. Kedai ini juga menyediakan minuman pendamping yang khusus menjadi pengiring ayam pecel kuah ini, yaitu es jeruk atau jeruk hangat.

Memang, tak ada yang istimewa dari es jeruk atau jeruk hangat. Namun, yang membedakan, minuman jeruk di kedai ini berbahan baku buah jeruk yang khusus didatangkan dari Kintamani yang terletak lereng Gunung Agung, Kabupaten Bangli, 75 km dari Denpasar.

Menurut Nyoman Weda, jeruk kintamani ini punya kekhasan yang tidak ditemui pada jeruk lain, yakni aroma yang lebih segar dan tajam meski rasanya tidak terlalu manis. Terbukti minuman inilah yang paling pas sebagai pendamping mengudap ayam pecel kuah. Betapa nikmatnya habis berjemur di pantai lalu bersantap ayam pecel dan minum es jeruk.

Setelah puas menikmati pecel ayam kuah dan jeruk kintamani, momen penting selanjutnya adalah saat membayar. Anda tak perlu deg-degan soal ini. Meski terbilang di kawasan wisata yang biasanya identik dengan masakan yang serbamahal, harga pecel kuah ayam ini sangat bersahabat.

Untuk ayam pecel kuah plus nasi atau ketupat, per porsi hanya Rp 15.000 per porsi. Kalau kita kudap pakai bubur, harga ayam pecel kuah ini malah cuma Rp 13.000. Sedangkan untuk minuman jeruk kintamani cukup bayar Rp 6.000 pas.

Nyoman Weda bilang, pelanggan kedainya kebanyakan turis Jepang dan wisatawan domestik. Meski kedai buka pukul 7.00 dan tutup pukul 15.00, ia bisa mengeduk omzet hingga Rp 6 juta per hari. “Sehari bisa laku 400 porsi,” ujar Nyoman Weda, sumringah.

Warung Krishna
Jl. Kutat Lestari Nomor 4 Sanur, Denpasar, Bali.
Telepon (0361) 281661.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Catur Ari

Terbaru