Ada di Layangan Putus, Apa Itu Manipulatif? Inilah Ciri-cirinya

Senin, 10 Januari 2022 | 13:40 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Ada di Layangan Putus, Apa Itu Manipulatif? Inilah Ciri-cirinya

ILUSTRASI. Ilustrasi manipulatif adalah hal yang dilakukan Aris dalam serial Layangan Putus.


PSIKOLOGI - Jakarta. Manipulatif adalah hal yang dilakukan oleh Aris (Reza Rahadian) terhadap istrinya Kinan (Putri Marino) dalam serial Layangan Putus. 

Layangan Putus adalah serial web dari WeTV yang sedang menjadi perbincangan hangat di media sosial. Kisah seputar perselingkuhan dalam rumah tangga itu membuat para penonton geram. 

Layangan Putus bercerita tentang seorang wanita bernama Kinan (Putri Marino) yang diselingkuhi oleh suaminya bernama Aris (Reza Rahadian) dengan Lydia (Anya Geraldine). 

Lantas, orang manipulatif seperti apa ciri-cirinya?

Baca Juga: 4 Tanda yang Menunjukkan Hubungan Anda dan Pasangan Dipenuhi Manipulasi Emosional

Orang manipulatif seperti apa? 

Manipulatif adalah upaya ketika seseorang menggunakan strategi untuk mengendalikan, memiliki kekuasaan atas, atau mengorbankan orang lain.

Dirangkum dari laman Psychology Today, orang yang manipulatif dapat berperan sebagai korban, membuat sasarannya seolah-olah menjadi penyebab masalah yang mereka mulai tetapi tidak mau bertanggung jawab. 

Orang manipulatif juga dapat membuat korban menjadi tidak rasional dan lebih cenderung menyerah pada permintaan mereka. Biasanya orang manipulatif akan seakan-akan merasa bersalah, berbohong, membandingkan, menyalahkan atau memainkan perasaan dan pikiran korban.

Baca Juga: Hati-Hati! Terlalu Sayang Bisa Jadi Love Bombing, Apa Saja Tandanya?  

Untuk itu, simak ciri-ciri orang manipulatif seperti berikut ini seperti dirangkum dari laman Insider:

1. Menggunakan rasa takut dan tidak aman terhadap Anda

Manipulator dapat menggunakan rasa tidak aman, kekurangan, dan ketakutan korban untuk menjatuhkan korban. 

2. Gaslighting

Gaslighting adalah taktik manipulasi yang dapat membuat korban mempertanyakan realitas yang korban hadapi dalam suatu hubungan. Ini adalah cara bagi pelaku untuk memanipulasi korban untuk meragukan kewarasan atau penilaian mereka terhadap diri sendiri. 

Misalnya, saat orang yang manipulatif menyakiti korbannya dan mengatakan jika hal tersebut tidak pernah mereka lakukan. 

3. Rasa bersalah sebagai taktik

Manipulator emosional mungkin menggunakan rasa bersalah korban untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Misalnya, mereka mungkin secara konsisten mengingatkan korban tentang kesalahan masa lalu yang telah korban lakukan atau hal-hal baik yang telah mereka lakukan untuk korban di masa lalu sehingga korban merasa memiliki utang budi kepada mereka.

Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri dan Hindari 3 Jenis Informasi yang Tidak Akurat

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru