KULINER SOLO - JAKARTA. Rasa hidangan yang satu ini terbilang cocok dengan lidah kebanyakan orang Indonesia. Rasa dan aroma yang kaya dilengkapi dengan sentuhan pedas yang menggigit menjadikannya populer di negeri ini.
Di balik popularitasnya yang mendunia, resep ayam kung pao justru tidak lahir dari eksperimen-eksperimen terukur, melainkan dalam suasana terdesak, menurut folklor Sichuan. Buku Origins of Chinese Cuisine (2000) karangan Xu Shitao mendedahkan kisah tersebut.
Syahdan, Ding Baozhen, Gubernur Shandong (1866-1876) baru saja kembali dari perjalanan dinas yang panjang bersama para pengawalnya. Kelelahan dan kelaparan, Ding memerintahkan juru masaknya agar segera menyajikan makan siang.
Celakanya, si juru masak tengah kehabisan bahan. Di dapurnya, ia hanya memiliki dada ayam, kacang, dan cabai kering, selain bumbu-bumbu dasar. Tanpa pikir panjang, ia mencincang dada ayam, lantas dengan naluri kokinya meracik semua bumbu tersebut. Pada momen kepepet itulah, ayam kung pao pertama dalam sejarah dimasak dan dihidangkan.
Tak dinyana, Ding Baozhen menggemari setengah mati sajian tersebut. Sontak, ia membagikannya kepada para pengawal. Saking puasnya, sang gubernur bertitah bahwa ayam kung pao menjadi sajian utama di rumah gubernur mulai detik itu.
Akibat “penemuan”tersebut, si juru masak turut diboyong ketika Ding dipromosikan menjadi Gubernur Jenderal Sichuan pada 1876. Wilayah Sichuan yang dilimpahi berbagai jenis bahan makanan dan bumbu akhirnya menambah kaya cita rasa ayam kung pao. Si juru masak berimprovisasi dengan menambahkan saus kacang, gula, sampai buah-buahan seperti nanas dan paprika pada menu ayam kung pao.
Nama “kung pao” sendiri berasal dari julukan Ding Baozhen, yakni “gong bao” alias penjaga istana. Ding memang punya rekam jejak yang begitu disegani. Ketika masih bertugas di Shandong, Ding berhasil mengatur pertahanan dengan sangat baik. Ketika pretasi itu membawanya ke takhta Gubernur Jenderal Sichuan, ia sukses meredam berbagai pemberontakan.
Paling monumental, Ding berhasil mempertahankan perbatasan barat daya China dari gempuran tentara Inggris yang baru saja menduduki Burma. Atas capaiannya ini, Ding diganjar gelar Bangsawan Pengajar Putra Mahkota dan memperkukuh reputasinya sebagai sang “penjaga istana”.
Usai Ding wafat pada 1886, resep kung pao pun menyebar ke kalangan umum dan tak lagi eksklusif dihidangkan di rumah gubernur saja. (Vitorio Mantalean)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ayam Kung Pao yang Mendunia Ternyata Dibuat Tak Sengaja"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News