INDUSTRI PARIWISATA - JAKARTA. Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap dengan kepengurusan Badan Otorita Pariwisata Borobudur (BOB) yang baru diresmikan dapat menjadikan Borobudur sebagai destinasi pariwisata nasional dan internasional yang memiliki kekayaan potensi wisata budaya berkelanjutan.
"Critical success factor-nya ada di akses dan sudah ada jawabannya, yaitu Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo. NYIA akan menjawab masalah aksesibilitas udara menuju Joglosemar," jelas Arief Yahya dalam keterangan yang diterima KONTAN, Senin (12/2).
Sementara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, menilai konektivitas dari Bandara New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) akan menjadi faktor utama tercapainya 2 juta wisatawan mancanegara ke Borobudur tahun 2019. Untuk itu, Menteri Luhut berharap proyek NYIA bisa rampung sesuai target.
"Masalahnya tinggal (warga terdampak) yang belum datang ambil duitnya (pembebasan lahan NYIA) karena masalah administrasi. Ada yang di antara keluarga (terdampak) masih belum cocok. Tapi, April akan selesai semua," kata Luhut.
Selain itu, Luhut juga meminta jalan penghubung dari NYIA menuju Candi Borobudur bisa segera terhubung. "Pak Menteri Pariwisata (Arief Yahya) menargetkan dua juta turis. Atau US$ 2 miliar penerimaan dari kunjungan turis ke Candi Borobudur di tahun 2019. Atau kira-kira bisa menciptakan Rp 14 triliun penerimaan untuk daerah," ujar Luhut.
Terpisah, Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo menyampaikan untuk jalan penghubung dari NYIA menuju Candi Borobudur akan melintasi perbukitan Menoreh. Saat ini, proses pembuatan jalan penghubung itu sudah dalam proses pengerjaan. "Bedah Menoreh adalah jalan dari airport (NYIA) menuju Borobudur sepanjang 62 kilometer. Tahun ini kami akan membebaskan jalan yang buntu sepanjang 6 kilometer," ucap Hasto.
Usai ditunjuk Menteri Pariwisata Arief Yahya, Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Borobudur Indah Juanita merinci tiga program utama BOB. Yang pertama, penyelesaian dan penetapan visioning kawasan. Kedua, perencanaan akses cepat dari bandara NYIA di Kulonprogo ke kawasan otoritatif dan Candi Borobudur. Serta melakukan sinkroninasi dengan integrated tourism masterplan Borobudur dan Jawa tengah.
“Yang terakhir, penetapan status lahan otoritatif menjadi Hak Penggunaan Lahan (HPL) dengan target selesai pada kuartal 2 tahun 2018,” katanya.
Indah, yang pernah menjadi Deputi Project Director ITDC untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan Nusa Dua menjelaskan, nantinya akan ada dua areal yang ditangani BOB, yaitu area otoritatif seluas 309 hektare di Kabupaten Purworejo, dan area koordinatif yang terdiri dari empat Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News