Bawa Pengalaman Wellness,Sanggraloka Ubud Hadirkan Penginapan Mulai Rp 4,5 Juta

Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Jane Aprilyani

BALI - KONTAN.CO.ID - Destinasi Bali masih jadi incaran yang digemari wisatawan untuk berlibur. Kementerian Pariwisata mencatat pertumbuhan kunjungan wisatawan ke Indonesia kian pesat. Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan terbarunya mencatat, pada September 2025 kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Indonesia mencapai 1,39 juta. Angka ini tumbuh positif 9,04% dibandingkan September 2024 yang tercatat sebanyak 1,28 juta kunjungan.

Sepanjang bulan Januari sampai September 2025, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 11,43 juta, meningkat 10,22% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Wisatawan mancanegara yang datang didominasi oleh wisatawan dari negara-negara ASEAN sebesar 35,22%, disusul kawasan Asia lainnya sebesar 27,57%.

Dari data itu, sebanyak 5,3 juta kunjungan wisatawan mancanegara jatuh pada destinasi di Bali. Hal ini jelas jadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi pengusaha hotel ataupun resort. Termasuk bagi Sanggraloka Ubud.

Terletak di Bresela, kawasan yang dikenal sebagai pusat spiritual dan lanskap hijau Ubud, Sanggraloka menawarkan hospitality dengan pengalaman eco-luxury dan wellness retreat berbasis budaya.

I Komang Kariyana, General Manager Sanggraloka Ubud mengatakan Sanggraloka menghadirkan penginapan yang tidak sekedar tempat untuk beristirahat saja. Melainkan beragam aktivitas berbasis alam seperti tur ke kebun buah dan taman kupu-kupu, yoga, melukat, sound bath, kelas memasak hingga menyusuri sungai bisa dirasakan tamu yang menginap.

Fasilitasnya juga bervariasi, ada tiga area kolam renang, playground untuk anak hingga eskalator outdoor yang memfasilitas tamu yang ingin bermain di sungai.

Kariyana menambahkan Sanggraloka memiliki luas 3 hektar dengan beragam kamar yang bisa dipilih tamu untuk menginap. Nantinya akan ada 24 unit deluxe suite, 18 unit premier suite, 8 unit deluxe private pool villa, 5 unit premier pool villa, dan 2 presidential villa yang hadir di Sanggraloka Ubud. Pilihan kamar yang dihadirkan pun menyasar tamu dari kalangan luxury market.

Bicara soal harga, Kariyana bilang Sanggraloka bekerjasama dengan online travel agent (OTA) dimana harga yang dibanderol untuk kamar mulai dari Rp 4,5 juta.

Membangun fasilitas dengan jumlah kamar berbagai tipe, investasi yang digelontorkan dijelaskan Kariyana bertambah. “Awalnya Rp 80 miliar, tiga bulan lalu naik menjadi Rp 120 miliar,” ucap Komang saat bertemu awak media di Sanggraloka Ubud, Bali, Rabu (10/12).

Sejak soft opening pada Oktober lalu, Sanggraloka Ubud mencatat performa awal yang kuat dengan okupansi rata-rata 58-62 persen. Kariyana meyakini, menjelang akhir tahun ini, manajemen Sanggraloka menargetkan peningkatan okupansi hingga 65-70 persen, bukan melalui diskon agresif, melainkan lewat strategi yang memperkaya pengalaman tamu dengan program wellness di pertengahan pekan.

Dari hitungan okupansi itu, pendapatan non-kamar menunjukkan struktur yang berbeda dari resort premium kebanyakan. Dengan capaian 34 sampai 38 persen revenue diperoleh dari aktivitas wellness, kuliner, dan event boutique, mulai dari sesi sound healing di tepi sungai, kelas memasak dari hasil kebun organik, hingga pernikahan intim di Anandam Chapel.

Pada semester pertama 2026, Sanggraloka menargetkan seperempat total pendapatannya berasal dari wellness dan event melalui paket terkurasi dan kolaborasi dengan operator retreat global serta spesialis micro-wedding.

Kariyana menilai daerah Ubud merupakan jantung dari destinasi wisata di Bali. Wisatawan yang berencana berlibur untuk menenangkan diri diyakini memilih Ubud sebagai destinasi utamanya. Dari hal itu, Sanggraloka diyakini Kariyana dapat menjadi pilihan berlibur sekaligus merasakan pengalaman wellness sesuai kebutuhan tamu yang merupakan wisatawan mancanegara maupun nusantara.