Berbagai Citarasa nan Gurih di Pindang Musi Rawas

Senin, 07 Juli 2025 | 08:05 WIB   Reporter: Chelsea Anastasia
Berbagai Citarasa nan Gurih di Pindang Musi Rawas

ILUSTRASI. Pindang Musi Rawas di Palembang, Sumatra Selatan.


KEDAI - Suatu siang pertengahan Juni 2025, di tepi Jalan Angkatan 45, Palembang, terdapat sebuah kedai dengan cat biru yang ramai oleh pengunjung. Pindang Musi Rawas, begitu nama tempat ini, telah dikenal karena citarasa dan nama yang sudah bertahan lama.

Berdiri sejak 1986 silam, kedai ini hadir dengan berbagai macam hidangan pindang. Mulai dari pindang kepala ikan, ikan sungai, baung, ikan patin, tulang iga, udang sungai, dan menu lainnya.

Kedai ini dipelopori oleh H. Tjek Asan bersama istrinya, Hj. Zaleha. Setelah sang istri meninggal, H. Tjek Asan mulai dibantu anak-anaknya secara penuh di dapur dan dalam menjalankan operasional. Itu berlanjut hingga kini.

Lidiawati, istri dari anak keempat H. Tjek Asan, mengatakan, kedai besutan mertuanya ini awalnya ada di kawasan Kemboja, dekat Jalan Sudirman.

Setelah berpindah-pindah, akhirnya pada 1992, mereka menetap di lokasi sekarang. "Awalnya kecil, baru tahun 2016 lalu kami perluas," tutur perempuan 45 tahun ini kepada KONTAN.

Lidiawati bilang, yang membuat Pindang Musi Rawas berbeda dari kedai pindang lain, salah satunya adalah warna kuahnya. "Orang lain pakai nanas atau terasi banyak, jadi warnanya gelap. Kalau kita, warnanya lebih merah karena tomat dan cabai. Terasinya juga sedikit," katanya.

Tak hanya kuahnya yang istimewa, pilihan ikannya pun selektif. Mereka menggunakan patin sungai. "Kalau patin sungai itu lebih segar, lebih gurih, warnanya putih, gizinya juga lebih banyak," ujar Lidiawati.

Baca Juga: Sedapnya Bakmi Acong, Halal dan Legendaris di Kelapa Gading

Lebih dari kuahnya, ikannya pun lembut dan tidak berbau ketika masuk ke mulut. Namun memang, rasanya menjadi makin kaya lantaran berpadu dengan segarnya kuah pindang.

Menu yang disuka pelanggan juga, dia bilang, adalah seluang. Seluang merupakan ikan kecil yang digoreng garing tanpa tepung dan hanya diberi garam.

Ini, kata Lidiawati, menjadi favorit anak-anak karena bisa dimakan utuh, termasuk tulangnya yang sudah renyah. "Gurihnya dari ikannya, bukan bumbu," terangnya.

Lebih lanjut, ada juga menu dengan citarasa unik: brengkes tempoyak. Bagi yang pertama kali mencicipi, perpaduan rasanya memang bisa membuat terkejut. Ada gurih, asam, hingga manis, disertai aroma durian yang berubah sedikit karena fermentasi.

Pada dasarnya, brengkes tempoyak merupakan sajian fermentasi durian yang dimasak dengan bumbu khas Palembang.

"Banyak orang luar provinsi awalnya heran, kok durian dimasak? Tapi begitu coba, banyak yang ketagihan. Bahkan orang yang enggak suka durian pun, banyak yang suka tempoyak," cerita Lidiawati.

Jaga citarasa

Untuk mempertahankan citarasa setiap hidangan, menurut Lidiawati, caranya sederhana: menjaga apa yang sudah ada. Baik dari bumbu, porsi, bahan, dan lainnya. Terutama bahan, yang dipilih dengan cermat.

"Saya enggak mikirin modal. Yang penting rasa. Jadi harus konsisten," ungkapnya.

Baca Juga: Gurih Kenyal Bakso dan Mi Ayam Legenda Kemandoran

Upaya ini salah satunya dilakukan dengan memakai ikan patin sungai sebagai bahan utama untuk menu ikan.

Menurut Lidiawati, ikan sungai yang berasal dari Sumatra Selatan dan tempat lain pun rasanya berbeda. Jadi, baginya penting untuk mempertahankan rasa dengan terus menggunakan ikan dari wilayahnya.

"Kemudian, dibanding patin kolam, patin sungai memang lebih segar. Lebih gurih, dan warnanya lebih putih. Gizinya juga lebih banyak," jelasnya.

Tak heran, Pindang Musi Rawas bertahan hingga hampir empat dekade, meski hanya memiliki satu lokasi.

Hingga kini, Lidiawati dan suami belum memikirkan rencana ekspansi. Katanya, hal ini juga bergantung pada keputusan anak-anak mereka nanti. Apakah mau melanjutkan, atau ingin bekerja di jalur non-bisnis.

"Yang penting sejauh ini pelanggan masih puas. Ada banyak cerita dari orang yang sekian tahun sudah nggak ke sini, tapi tiba-tiba balik lagi," kata Lidiawati. "Karena yang pelanggan ingat adalah rasanya," imbuhnya. 

Kedai ini beroperasi dari pukul 9.00 hingga 21.00 WIB. Namun, sebaiknya datang sebelum atau setelah jam makan siang jika ingin menghindari keramaian.

Alamat: Jl. Angkatan 45 No.18, Lorok Pakjo, Kec. Ilir Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30137

No. Telepon: 0711-370590

Koordinat: -2.969778, 104.734091

Selanjutnya: Harga Emas Pegadaian Hari Ini 7 Juli 2025, Emas Galeri 24 dan UBS Mager

Menarik Dibaca: Harga Emas Pegadaian Hari Ini 7 Juli 2025, Emas Galeri 24 dan UBS Mager

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Chelsea Anastasia

Terbaru