EDUKASI - Ketika proses perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terdapat fakta-fakta menarik dan unik yang mungkin tidak Anda ketahui.
Perumusan hingga pembacaan Proklamasi Indonesia melalui poses yang sangat panjang.
Banyak pihak yang turut berjasa dalam proses perumusan naskah Proklamasi Indonesia baik langsung maupun tidak langsung.
Merangkum situs Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, berikut ini fakta-fakta menarik perumusan naskah Proklamasi Indonesia.
Baca Juga: 10 Film Perjuangan yang Cocok Ditonton saat HUT Kemerdekaan RI Ke-79
Peran penting Ahmad Soebardjo
Setelah Soekarno-Hatta disandera oleh kaum muda ke Rengasdengklok, Ahmad Soebardjo datang dan berusaha membujuk para pemuda untuk melepaskan dwitunggal.
Akhirnya mereka bersedia dengan jaminan oleh Soebardjo bahwa proklamasi akan terjadi esok hari. Ahmad Soebardjo juga berperan membantu Soekarno - Hatta merumuskan naskah proklamasi.
Laksamana Maeda
Dari Rengasdengklok, rombongan bertolak ke Jakarta, menuju rumah seorang perwira Jepang bernama Laksamana Tadashi Maeda di Meiji Dori No. 1 untuk membahas masalah tersebut.
Setibanya disana, tuan rumah menjelaskan permasalahan dan informasi yang sebenarnya terjadi. Maeda lalu mempersilakan ketiga tokoh menemui Gunseikan (Kepala Pemerintahan Militer) Jenderal Moichiro Yamamoto untuk membahas upaya tindak lanjut yang akan dilakukan.
Namun Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan menentang rencana mereka. Akhirnya Soekarno, Hatta, dan rombongan kembali ke rumah Maeda dan membuat naskah proklamasi di rumah Maeda.
Saksi bisu mesin ketik
Mesin Ketik yang digunakan Sayuti Melik merupakan mesin ketik buatan Jerman, pinjaman dari Kolonel Kandeler komandan Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine) yang berkantor di Gedung KPM (sekarang Pertamina) di Koningsplein (Medan Merdeka Timur).
Saat itu di rumah Laksamana Tadashi Maeda hanya tersedia mesin ketik dengan huruf kanji. Satsuki Mishima seorang sekretaris urusan rumah tangga di rumah Maeda kemudian berinisiatif meminjam mesin ketik tersebut.
Baca Juga: Kronologi Peristiwa Penting Sebelum Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Naskah proklamasi
Soekarno, Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo merumuskan naskah proklamasi. Soekarno menuliskan konsep di atas secarik kertas, sedangkan Moh Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikiran secara lisan.
Kertas yang digunakan merupakan sobekan dari block note dengan lembarannya bergaris-garis biru. Konsep teks Proklamasi tulisan tangan Ir. Soekarno kemudian diketik oleh Sayuti Melik. Naskah hasil ketikan tersebut ditandatangani oleh Soekarno Hatta atas nama Bangsa Indonesia.
Naskah Proklamasi hasil ketikan Sayuti Melik tersebut terdapat beberapa perubahan kata yaitu:
- Kata “tempoh” menjadi “tempo”
- Kata “wakil-wakil Bangsa Indonesia” menjadi “atas nama Bangsa Indonesia”
- Penulisan hari dan bulannya.
Suguhan menu sahur
Maeda sendiri sebelum beranjak ke lantai dua rumahnya, sempat berpesan kepada para stafnya agar menjamu tamu-tamu beliau. Nyatanya, hal itu di terjemahkan dengan baik oleh Satsuki Mishima (Kepala Staf Bagian Rumah Tangga Maeda).
Ia yang mengetahui sebagian besar peserta rapat adalah muslim yang akan menjalankan ibadah puasa, berinisiatif membuatkan menu makan sahur berupa nasi goreng, disertai beberapa menu lain berupa ikan sarden, telur dan roti.
Pewarta memiliki peran penting
Peran para pewarta sangat penting dalam peristiwa ini, antara lain Frans dan Alex Mendoer dari IPPHOS yang mengabadikan momen pembacaan proklamasi, BM Diah dan Jusuf Ronodipuro yang membantu penyebaran berita proklamasi lewat berbagai cara, seperti radio, surat kabar, telegram, serta melalui lisan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News