Setiap pelari dapat mengembangkan lebih banyak kekuatan pada tenaga dan kemampuan otot. Misalnya, serat otot tipe 2 yang bergerak cepat memiliki daya tahan lebih rendah dibandingkan serat otot tipe 1 yang bergerak lambat namun berdaya tahan tinggi.
"Ini tidak terlihat sampai ada kegiatan yang memerlukan lebih banyak kekuatan daripada yang dapat dilakukan serat otot tipe 1, atau serat otot tersebut mengalami kelelahan dan kita terus berlari," kata Hamilton.
Untuk menghasilkan serat otot tipe 2, kita perlu melakukan sesuatu yang membutuhkan output daya lebih besar. "Latihan apa pun yang bertenaga dan singkat, selama itu sifatnya progresif, akan menambah ukuran serat otot tipe 2, dan meningkatkan massa otot," kata McConkey.
Cara mudah untuk melakukannya adalah latihan berlari di bukit. "Berlari di atas bukit membutuhkan lebih banyak kekuatan otot daripada berlari di permukaan tanah," kata Hamilton.
Baca Juga: Ini nutrisi yang bisa meningkatkan imun tubuh
Kita memang tidak mengangkat beban, tetapi kita membawa beban tubuh dan cenderung melawan gaya gravitasi. Latihan kecepatan juga melibatkan serat otot yang bergerak cepat. "Jika kita berlari maraton yang menggabungkan interval pendek ke sedang pada kecepatan lebih cepat, jarak 5 km mengharuskan kita mengerahkan lebih banyak kekuatan setiap kali kaki kita menyentuh tanah," kata Hamilton.
"Dengan demikian, kita menghasilkan tekanan yang lebih besar." Selain berlari untuk membentuk otot, penting bagi kita memasukkan latihan kekuatan ke dalam rutinitas olahraga kita.
Menurut studi yang diterbitkan di British Journal of Sports Medicine, latihan kekuatan tidak hanya meningkatkan performa berlari, efisiensi tubuh menggunakan energi, dan kecepatan lari maksimal, namun juga mencegah cedera dengan memperkuat otot dan jaringan ikat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berlari Dapat Membangun Otot, Bagaimana Caranya?"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News